Di kaki bukit Olat Maras, Sumbawa, Fitrah Dani dan istrinya menunjukkan bahwa ketahanan pangan bisa dimulai dari lahan yang tak luas. Dengan pekarangan seluas 1,2 are, mereka mendirikan Keban Maras PD yang mengusung filosofi ‘Datang bawa doa, pulang bawa sayur’.
Fitrah Dani percaya bahwa pertanian bukan hanya tentang menghasilkan panen, tetapi juga membangun hubungan sosial dan semangat berbagi. Dengan pendekatan pertanian organik, mereka berharap bisa mengubah transaksi ekonomi menjadi pertukaran sosial dan spiritual. ‘Kami ingin mengubah transaksi ekonomi menjadi pertukaran sosial dan spiritual,’ ujar Fitrah.
Mereka menanam nilai-nilai sabar dan silaturahmi dari rumah sendiri. Fitrah menekankan bahwa selama manusia masih membutuhkan makan, petani akan selalu dibutuhkan. ‘Pertanian adalah profesi tanpa kedaluwarsa,’ tambahnya.
Menjadi Pusat Edukasi dan Jaringan Komunitas
Melalui ruang edukasi Teras Ide dan kolaborasi dengan komunitas lokal, Keban Maras PD bertransformasi menjadi tempat belajar yang menghubungkan petani, mahasiswa, dan pelaku UMKM. Fitrah Dani berharap semangat Keban Maras bisa direplikasi di berbagai desa di Sumbawa.
Visi mereka ke depannya bukanlah memperluas lahan, tetapi menjadikan setiap pekarangan sebagai sumber kehidupan dan inspirasi untuk ketahanan pangan. ‘Keban Maras bukan soal lahan yang luas, tapi tentang menanam nilai sabar dan silaturahmi dari rumah sendiri,’ tegas Fitrah.