counter hit make

Mulang Pekelem, Sebuah Ritual Umat Hindu yang dimulai sejak Abad ke-17

Wartamataram.com, Mataram – Mulang pekelem merupakan salah satu ritual yang dilaksanakan umat Hindu, khususnya yang tinggal di Lombok. Ritual sakral ini digelar lima tahunan di danau Segara Anak, Gunung Rinjani. Umat yang menggelar ritual ini membawa hantaran berupa benda berharga dan hewan peliharaan. Benda dan hewan tersebut dilarung di danau Segara Anak dengan menggunakan getek.

Ritual ini dihelat untuk merefleksikan konsep Tri Hita Karana. Konsep tersebut menggambarkan harmonisasi antara manusa, alam, dan pencipta.

Gubernur Nusa Tenggara Barat, Dr H Zulkieflimansyah, pun mengatakan bahwa banyak ritual agama-agama besar sejatinya menghidupkan kembali harapan pada kehidupan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa.

“Hampir semua agama besar punya ritual yang intinya mendistribusikan harapan dalam menghadapi persoalan kehidupan,” ucap Gubernur dalam acara pelepasan dan mejaya-jaya peserta mulang pekelem di Pura Jagatnatha Mayura, Cakranegara, pada Rabu (02/11).

Menghadiri pelepasan peserta Yadnya Mulang Pekelem 2022 di Danau Segara Anak, Gunung Rinjani, 3 -8 Nopember, Gubernur menambahkan, ritual seperti Mulang Pekelem dapat mengembalikan harapan bahwa hujan akan menyuburkan, kehidupan akan lebih baik dan cita cita akan terwujud. Sebab di zaman modern seperti sekarang banyak orang di usia tiga puluh seringkali kehilangan harapan karena hidup yang tak berkembang dan kehilangan mimpi.

Ketua Krama Pura Jagatnatha, Dr. A.A. Sudarmawan, mengatakan bahwa tradisi Mulang Pekelem yang dimulai sejak abad 17 awalnya adalah ritual memohon hujan saat paceklik kemarau.

“Namun dalam perkembangannya, tujuannya untuk memohon keharmonisan keseimbangan alam dengan manusia,” jelasnya.

Dalam ritual, terdapat simbol logam dan hewan dalam ekosistem Rinjani dan danau Segara Anak yang melambangkan sifat keseimbangan tersebut.

Diikuti 120 orang, para peserta yang terdiri dari pemuka agama dan umat Hindu NTB, Gubernur dalam upacara pelepasan tersebut menyerahkan simbol hewan yang terbuat dari lima jenis logam kepada pemimpin upacara Mulang Pekelem. (*)