Media Berita Mataram dan NTB

Kompetisi Organisasi Internasional di Era Globalisasi dan Ekonomi Dunia

Rival Afandy, Kompetisi Organisasi Internasional

Oleh : Rival Afandy

Pemimpin adalah orang yang ditunjuk atau melalui hasil musyawarah untuk membawa suatu kelompok demi terwujudnya tujuan bersama. Pemimpin memiliki pemahaman bahwa ia harus memimpin berdasarkan pengangkatan atau dalam artian memiliki bawahan dalam memimpin suatu jabatan.

Seorang pemimpin harus Sidik, Tablik, Amanah dan Fatonah sehingga rakyatnya sejahtera. Melihat kondisi hari ini, miris sekali karena pemimpinnya banyak yang diluar harapan rakyatnya. Namun, jika berbicara kepuasan, maka tidak akan ada ujungnya karena pimpinan bukan alat pemuas, artinya setiap orang memiliki ukuran atau indikator sendiri dalam menentukan kesuksesan pemimpin itu sendiri.

Berbicara bangsa erat kaitannya dengan isu nasional dan internasional. Banyak sekali permasalahan yang dihadapi oleh negara mulai dari hutang negara yang terus bertambah. Informasi terbaru bahwa negara di tahun ini berhutang kembali, hal tersebut tidak mungkin tanpa alasan semata-mata untuk menjaga kestabilan bangsa ini. Berhutang kepada negara lain tidak mungkin tanpa resiko. Sebut saja Indonesia berhutang pada Cina, resikonya pasti harus menyetujui syarat-syarat yang diberikan.

Proxywar adalah bagian dari yang harus di perhatikan oleh anak bangsa. Kejelian dan kehati-hatian dalam bermedia sosial juga harus di perhatikan, karena zaman hari ini tidak lagi sama seperti dulu yang harus angkat senjata (berperang). Kelemahan negara Indonesia cukup mudah bagi negara lain untuk dapat dimanfaatkan, contohnya hari ini siapa yang tidak menganal Korea selatan yang identik dengan laki-laki cantik dan lemah gemulai begitupun dengan perempuannya, kenapa seperti itu, hampir artis di korea selatan anggota tubuhnya dioperasi untuk mengambil daya tarik, khusunya di Indonesia.

Awal masuknya Korea Selatan dimulai dari Gangnam Style. Dimulai dari tarian itu, Indonesia mulai tertarik khusunya anak muda. Hal tersebut menjadi peluang dan dibaca oleh Korea Selatan sebagai peluang untuk terus melahirkan kreasi-kreasi yang lain seperti K-pop, drama korea, produk aplikasi dan barang elektronik seperti Handphone samsung, LG dsb.

Secara tidak langsung itu sudah masuk ke sektor ekonomi dan perputaran uangnya masuk ke Korea Selatan. Cina juga tidak mau kalah dengan produknya yang identik dengan murah, misalkan Iphone 13, harganya 18 juta, maka Cina juga mengeluarkan Xiomi dengan kualitas yang sama, namun harga yang sangat murah, bahkan setengah dari harga Iphone yaitu 8 juta.

Tak hanya itu, negara luar juga memainkan isu demi bisa merusak negara Indonesia. Contohnya, mengapa di Indonesia ada terorisme? Ternyata mereka hanya ingin melihat tingkat kekuatan di negara Indonesia. Masih hangat dalam ingatan kita semua bahwa negara Indonesia dipermainkan oleh hacker yang mengatasnamakan dirinya Bjorka. Itu menunjukan bahwa betapa lemahnya security atau keamanan dunia maya negara Indonesia

Badan Intelegen Negara Indonesia, dalam hal ini Kabinda Kalimantan Barat, dalam kesempatannya menyampaikan materi di LKIII Kalimantan Barat, jika tidak semuanya bisa diretas oleh Bjorka. Ia juga menambahkan jika data tersebut diperoleh dari oknum-oknum yang ada di Indonesia yang bertugas untuk mengelola data dan isu ter-update, yang kemudian dikelola oleh dua orang. Yang satu berada di Syria, yang kedua teridentifikasi WNI. Keduanya adalah ahli telematika yang dilindungi oleh ISIS. Apapun hasilnya, ini menunjukan keamanan dunia maya di negara Indonesia masih dikategorikan lemah.

HMI Sebagai Kader Bangsa dan Kader Umat harus tetap hadir dalam memberikan kontribusi pemikiran, demi kenyaman dan kondusivitas negara dengan meminta pemerintah pusat, yaitu Presiden Joko Widodo, dalam hal ini Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia (KOMINFO RI) membatasi tontonan yang tidak mengandung edukasi dan memberikan pelatihan yang berkaitan dengan Informasi dan Teknologi (IT) kepada anak remaja, dan tidak lupa kepada kementerian Pendidikan dan Budayaan Republik Indonesia (KEMENDIBUD RI) untuk mengembalikan atau menerapkan P4.

Sebagai informasi, P4 atau singkatan dari Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila atau Eka Prasetya Pancakarsa merupakan sebuah panduan tentang pengamalan Pancasila dalam kehidupan bernegara semasa Orde Baru, yang bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai Pancasila di tingkat sekolah dasar agar anak-anak negeri mengetahui sejarah, kebhinekaan dan toleransi sejak dini bukan malah mengenal tik tok, echat, instagram, facebook. (*)

Exit mobile version