counter hit make

Wisudawan Tertua pada Wisuda Unizar ke-71 Bergelar Sarjana Sains

Mataram – Ungkapan apa yang paling pantas diberikan kepada kakek berusia 80 tahun ini selain LUAR BIASA? Bagaimana tidak, di usia senjanya, Merdiu berhasil meraih gelar Sarjana Sains (S.Si) dari Universitas Islam Al-Azhar (Unizar). Beliau hadir sebagai satu-satunya wisudawan dari Program Studi Biologi – Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Unizar pada gelaran wisuda Unizar ke-71 di Prime Park Hotel, Jumat, 24 Juni 2022, dan sekaligus menjadi wisudawan tertua. Sebutan tersebut tentu bukan dimaksudkan untuk merendahkan beliau, namun justru sebagai bentuk apresiasi terhadap segala perjuangan beliau hingga berhasil meraih gelar sarjana di usianya yang sudah tua.

Mengenakan masker putih dan jubah toga wisuda berwarna hitam-biru, Merdiu naik ke atas panggung dan dikukuhkan sebagai Sarjana Sains oleh Wakil Rektor I Unizar, Dr. Drs. Sahar, SH., MM, dan Ketua Program Studi (Kaprodi) Biologi FMIPA Unizar, Rosalina Edy Swandayani, S.Si., M.Si. Semua yang hadir  pada acara wisuda Unizar ke-71 bertepuk tangan ketika tali topi wisuda beliau dipindahkan dari kiri ke kanan oleh Wakil Rektor I dan juga menerima map wisuda yang diberikan oleh Kaprodi Biologi.

Merdiu, S.Si pada acara wisuda Unizar yang ke-71 di Prime Park Hotel

Mamiq Merdiu adalah sapaan akrabnya di lingkungan kampus. Mamiq adalah sebutan bagi seorang lelaki, di sebagian wilayah Lombok, yang telah menunaikan ibadah haji tanpa memandang strata sosial dari mana ia berasal. Bersama istri, Mamiq Merdiu menunaikan ibadah haji pada tahun 2013. Bertempat tinggal di Sengkol – Lombok Tengah, Mamiq Merdiu memutuskan untuk masuk kuliah di Unizar pada tahun 2017 dengan mengambil program studi Biologi.

Sebagai informasi, pada tanggal 28 April 1992, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Unizar mendapat status terdaftar dari Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti) dengan Keputusan Nomor 154/DIKTI/Kep/1992 tentang Pemberian Status Terdaftar kepada Jurusan Biologi Prodi Biologi untuk Jenjang Program S1 pada FMIPA di lingkungan Unizar Mataram. Fakultas inilah yang menjadi embrio dari Fakultas Kedokteran Unizar.

Rapor Mamiq Merdiu ketika bersekolah di SMA KORPRI Sengkol pada tahun 1981

Bermodalkan semangat dan niat belajar yang kuat, sekalipun tidak didukung oleh sang istri, Mamiq Merdiu melangkahkan kakinya untuk kuliah di Unizar.

“Istri saya tidak mendukung, tapi saya tetap semangat untuk pergi kuliah di sini (Unizar, red). Saya berdiri sendiri. Atas prakarsa saya sendiri saya kuliah. Dulu saya (bekerja di bagian, red) Tata Usaha SMP daerah Sengkol. Sambil bekerja di SMP, saya berkebun juga, dan jaga malam. Anak-anak saya mandek, tidak ada yang lanjut kuliah, saya yang maju kuliah untuk menunjukkan bahwa ilmu itu penting bagi kehidupan. Dua anak saya ada di Malaysia Barat sampai sekarang, dua lagi ada di Lombok. Keempat anak saya perempuan, tidak ada yang laki. Atas niat saya, saya mengambil kesempatan untuk kuliah dengan memanfaatkan SK kantor wilayah dulu,” ceritanya.

Sepanjang perkuliahan berlangsung, Mamiq Merdiu berangkat ke kampus dan kembali ke tempat tinggalnya di Sengkol dengan menggunakan bemo. Dua kali pergantian bemo. Pihak kampus menerima baik kedatangan beliau karena melihat semangat beliau yang masih ingin belajar di usianya yang sudah tidak lagi muda. Ini yang dinamakan lifelong learning, belajar itu sepanjang hayat, tidak mengenal batasan waktu dan usia.

Menurut keterangan dari Kepala bagian Tata Usaha FMIPA Unizar, Arista Suci Andini, S.Si., M.Si, Mamiq Merdiu cukup rajin datang ke kampus.

“Beliau rajin datang ke kampus, bahkan ketika ujian pun hadir. Beliau membacanya masih bagus dan menjawab semua soal, walaupun ada jawaban-jawabannya yang kurang tepat. Kita sangat menghargai effort beliau,” ujar bu Suci yang juga merupakan dosen mata kuliah mikrobiologi.

Sudah mendapat gelar dan ijazah, lalu adakah yang penasaran, apa yang akan dilakukan oleh Mamiq Merdiu setelah ini? Begini jawabannya:

“Saya PNS, sudah dapat gaji bulanan, pensiunan, ini sepertinya tidak bisa untuk naik gaji. Saya akan tetap datang ke sini (Unizar, red) selagi masih sehat, dan tetap akan berkebun dan bertani,” tutupnya. (AP/WM)