counter hit make

Tolak Segala Kampanye Legalisasi LGBT, KAMMI Mataram Komitmen Kawal Isu LGBT di Mataram

Mataram — puluhan mahasiswa yang tergabung di Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia atau akrab dikenal KAMMI, khususnya di daerah Mataram menggelar diskusi, Sabtu  (25/6/22) malam.

Tema diskusi yang diangkat yaitu “Potret Ketahanan Keluarga Indonesia dan Bahaya LGBT” bersama dengan Bunda Suci Susanti S. Sos. I, koodinator jaringan muda AILA (Aliansi Cinta Keluarga) Indonesia yang diadakan di Cafe Geopark Rinjani Creative Hub.

Latar belakang PD KAMMI Mataram mengangkat tema potret ketahanan keluarga dan bahaya LGBT berasal dari keresahan kami selaku aktivis yang menjunjung tinggi nilai norma agama dan nilai moral masyarakat.

Kepala bidang perempuan KAMMI Mataram, Surya Arafah dalam sambutannya menyampaikan bahwa LGBT adalah gerakan yang terorganisir dan begitu masif gerakannya di Indonesia khususnya di NTB sekarang, sedangkan kita tau bahwa LGBT ini merupakan sebuah penyimpanan dan tidak sesuai dengan sila pertama ideologi bangsa Indonesia.

Keberadaan mereka pun difasilitasi dan saat ini sudah mulai menunjukkan eksistensinya di berbagai media sosial Lombok, mulai dari Instagram, grup Facebook, bahkan sudah ada organisasi yang mendukung penyetaraan hak-hak kaum LGBT.

“Di Lombok ini sekarang sudah ada 9 hotel yang menyediakan penginapan khusus untuk kaum LGBT. Gay di Lombok memiliki grup Facebook mereka sendiri dengan jumlah anggota 1300 orang,” pungkas Bunda Suci Susanti S. Sos. I dalam bincang-bincang bersama kader PD KAMMI Mataram.

Selain itu, ketua PD KAMMI Mataram, Irwan Julkarnain, menyampaikan pada sambutannya bahwa KAMMI akan berkomitmen untuk mengawal isu LGBT ini.

“KAMMI Mataram berkomitmen untuk mengawal isu ini, terlebih di daerah Mataram. Ini komitmen moral, komitmen kemanusiaan, dan komitmen keislaman,” ujar Irwan saat memberikan sambutan.

Tak banyak orang tahu dan sadar bahwa bahaya penyimpangan seksual, sosial, dan moral sudah mengintai sejak lama, tinggal menunggu waktu yang tepat untuk muncul di permukaan dengan terang-terangan dan terus bergerak secara perlahan tanpa kita sadari.

“Normalisasi LGBT bukan hanya dimaknai jika setiap orang dengan frontal mengucapkan ‘LGBT itu normal kok, bukan penyimpangan, biasa aja kok, kita sama-sama manusia’, cukup dengan rasa tidak merasa terganggu dan resah dengan keberadaan mereka sampai kita hanya berdiam diri itu sudah cukup menunjukkan bahwa orang tersebut menormalkan keberadaan LGBT,” lanjut Irwan.

PD KAMMI Mataram berkomitmen untuk tetap melakukan penolakan dan memberikan solusi nyata terhadap penyimpangan sosial, seksual, dan moral LGBT. (AP)