
Setelah kasus pembunuhan yang menggegerkan publik, kediaman Tuti Suhartini dan Amalia Mustika Ratu di Desa Jalan Cagak, Subang, Jawa Barat mendadak angker dan menyimpan nuansa mistis. Bahkan, tak sedikit warga yang ketakutan setiap kali melintasi di depannya.
Semalam, Kamis 9 September 2021, keluarga, tetangga, dan kerabat dekat mengadakan pengajian bersama untuk menghaturkan doa kepada Tuti dan Amel. Kegiatan tersebut digelar di dekat sekolahan yang tak jauh dari rumah korban.
Kepala Desa atau Kades Jalan Cagak Subang, Zaenal Alim memastikan, pengajian sengaja tak digelar di kediaman korban untuk menghindari hal-hal mistis terjadi. Sebab, usai terbunuhnya Tuti dan Amel, lokasi tersebut mendadak mistis.

Namun, dia tak menjelaskan lebih lanjut, apakah hanya suasananya saja yang mistis, atau pernah muncul penampakan yang menyerupai korban.
“Kenapa harus di sini (sekolahan) tempat doa bersamanya, ya itu untuk menetralisir area mistis yang menjadi keresahan warga. Mudah-mudahan dengan doa bersama (nuansa mistis) itu bisa hilang,” ujar Zaenal Alim, dikutip Jumat 10 September 2021.
Lebih jauh, dia memastikan, banyaknya tamu yang hadir menjadi bukti nyata kepedulian warga terhadap Tuti dan Amel. Dia berharap, mudah-mudahan doa yang telah mereka sampaikan didengar dan dikabulkan Tuhan.
“Doa bersama ini adalah aspirasi warga Desa Jalan Cagak, kami dari pemerintahan hanya melaksanakan aspirasi warga saja,” terangnya.

Bukan hanya itu, Zaenal juga berharap, kepolisian Subang diberikan kekuatan dan kesanggupan dalam menemukan pembunuh Tuti dan Amel tersebut.
“Polisi Subang dalam mengungkap (kasus pembunuhan) ini mudah-mudahan diberi kekuatan,” tegasnya.
Kemarahan keluarga terhadap pembunuh Tuti dan Amalia di Subang
Kakak tertua Amel, Yoris Raja Amanullah menyampaikan rasa terima kasihnya kepada seluruh pihak yang telah menyempatkan diri datang dan mengirimkan doa kepada ibu dan adiknya. Dia tak menyangka, kesedihannya ternyata turut dirasakan banyak orang.
“Saya berterima kasih kepada seluruh masyarakat yang turut mendoakan ini sama adik saya, kesedihan saya ternyata dirasakan juga oleh mereka,” tuturnya.
Saat ini, perasaan Yoris bercampur antara sedih dan juga kesal. Bahkan, dia sampai mengatakan, seandainya pelaku ditemukan, maka dia harus dihukum mati. Baginya, nyawa harus dibayar dengan nyawa.
“Nyawa harus dibayar dengan nyawa, hukumannya harus dihukum setimpal! Kalau bisa dihukum mati!” kata dia.
Artikel dari Hops.ID