counter hit make

Terkenal Karena Pedasnya, Inilah Sejarah Nasi Puyung Inaq Esun yang Jarang Orang Tau

Kuliner Lokal – Orang Lombok mana yang tidak tahu Nasi Balap Puyung Inaq Esun? Inaq adalah sebuah kata dalam bahasa Sasak yang artinya adalah Ibu. Makanan tradisional ini adalah makanan khas di pulau Lombok. Bahkan keterkenalannya sudah bertaraf Nasional. Namun, ada berapa banyak orang yang tahu sejarah makanan bercita rasa pedas yang satu ini? Yuk, simak artikel ini.

Pada tahun1964, Inaq Esun berjualan ikan asin di pasar Kebon Roek – Ampenan. Dari sisi lain, beliau membuat bekal makan untuk bekal perjalanan menuju pasar Kebon Roek tersebut yang dimana dahulu beliau berjalan kaki karena belum ada transportasi pada saat itu. Banyak yang bilang makanan itu enak meski rasanya pedas. Dari itu, beliau mulai membuatnya lebih banyak dengan dikemas daun pisang (nasi kaput). Saat itulah nasi yang dulunya jadi bekal kini diperjualbelikan bahkan dibarterpun Inaq Esun ini mau.

Singkat cerita, nasi ini mulai punya pembeli yang lebih banyak, sehingga beliau tidak lagi mampu memikulnya dan beliau putuskan untuk berjualan di rumahnya sendiri. Konon ceritanya, sekitar tahun 80an, dari itulah nasi Puyung ini mulai dikenal karena tempat jualannya berlokasi di desa Puyung, Dusun Lingkung Daye, Jonggat, Lombok Tengah.

Muasal dari pemberian nama Nasi Balap Puyung berasal dari anak saudara dari beliau menang balapan liar di jalan raya Puyung – Praya bersama temannya Geger Club.  Pada saat itu mereka merayakan kemenangan balapannya itu dengan mentraktir makan di warung milik inaq Esun yang secara spontan berganti nama dari Warung Inaq Esun menjadi warung Nasi Balap Puyung.

Dulunya, Nasi Balap ini identik dengan malam hari, karena hanya tersedia di malam hari untuk melayani anak-anak muda yang suka nongkrong dan balap di Desa Puyung. Dalam satu porsi Nasi Balap Puyung berisi nasi putih, ayam suwar-suwir, sayur kacang panjang, kentang kriuk, abon sapi, dan satu potong ayam goreng kampung. Selain bisa disajikan dengan cepat, ciri khas Nasi Balap Puyung juga terletak pada rasa bumbu khas yang ada pada ayam suwar-suwirnya. Pedasnya suwiran ayam yang menjadi lauk pada Nasi Puyung tidak tanggung-tanggung. Komposisi masak suwiran ayam dibandingkan dengan bumbu cabenya adalah 1 : 10 (sumber: firstlomboktour.com). Bumbu inilah yang kemudian berbeda dari segi rasa dan cirinya dibandingkan dengan bumbu rempah yang dipakai pada menu makanan khas berbagai daerah lainnya di Indonesia.

Jika terbiasa menikmati Nasi Puyung langsung ditempat, akan berbeda dengan menikmatinya dengan membawa pulang. Tentu saja bukan perbedaan yang negatif, namun dikarenakan Nasi Balap Puyung ini memiliki bungkusan yang unik. Bungkusannya dibuat mengerucut dengan komposisi lauk pauk serta sayuran berada di bagian kerucut dan nasi di bawahnya. Ternyata bentuk seperti ini bukan tidak ada pengaruhnya. Malah bisa menjadi keunikan sekaligus perbedaan cara menikmati menu Nasi Balap Puyung. Dengan komposisi bungkusan tersebut, seluruh bumbu yang terdapat pada lauk dan sayurannya turun dan terserap pada nasi, sehingga bisa memberikan sedikit sensasi yang berbeda daripada mencampurnya sendiri pada saat makan langsung di tempat.

Dijual dengan harga yang terjangkau, Nasi Balap Puyung kini tidak hanya tersedia di malam hari. Menu khas Lombok ini kini juga menjadi teman makan siang kebanyakan warga Lombok. Sambalnya yang super pedas berpadu sempurna dengan rempah ayam suwar-suwir yang cocok di lidah sebagian besar orang Indonesia. Nasi Balap Puyung, satu lagi kuliner khas yang memperkaya khazanah kuliner Nusantara. Hal ini juga membuktikan bahwa keragaman alam dan budaya merupakan salah satu pesona Indonesia, termasuk kekayaan kuliner yang dimiliki Nusantara.

Untuk di luar daerah Lombok, Nasi Puyung terkenal sebagai sajian street food yang bisa dinikmati ketika waktu sarapan. Bagi yang berada di daerah Jakarta dan sekitarnya, Jogja dan sekitarnya, sajian menu Nasi Balap Puyung ini bisa didapatkan di beberapa lokasi.