counter hit make

Singgung aksi Herry Wirawan, Anwar Abbas: Mereka ini bukan pezina, tapi…

Waketum MUI, Anwar Abbas. Foto: Antara

Tokoh MUI Anwar Abbas turut mengomentari aksi bejat pemimpin pondok pesantren Manarul Huda Antapani, Bandung, Jawa Barat, Herry Wirawan. Anwar Abbas pun kemudian meminta agar pelaku Herry Wirawan dihukum berat.

“Itulah kalau syahwat sudah mengemuka, ya setan turut menunggangi,” kata dia, dikutip AKI Malam, Senin 13 Desember 2021.

Anwar Abbas juga menyinggung keanehan tempat pendidikan yang dikelola Herry Wirawan. Sebab, sangat tertutup. Di mana pihak orangtua tak bisa dan diizinkan untuk mengunjungi. Maka itu, dia pun meminta pula pada Pemerintah agar turun tangan bersikap pada lembaga pendidikan yang sesat melakukan aktivitasnya.

“Ini kan tertutup pesantren, orangtua enggak bisa mengunjungi. Pemerintah harus turun tangan, sikap dan tindakannya harus diperingatkan. Masa orangtua enggak boleh ketemu anak-anaknya. Ya jadilah seperti ini.

“Oleh karena itu bagi saya, terus terang ini merupakan perbuatan terkutuk yang sangat biadab dan sangat menghancurkan masa depan anak-anak didiknya,” katanya.

Herry Wirawan
Herry Wirawan. Foto Twitter @Ayang_Utriza

Anwar Abbas minta identitas korban Herry Wirawan disembunyikan

Pada kesempatan itu, Anwar Abbas juga meminta agar berbagai pihak yang mengawal kasus ini untuk menjaga kerahasiaan identitas para korban. Dia tak ingin di kemudian hari, peristiwa tersebut menjadi momok buruk bagi para korban.

Apalagi, mereka para korban dianggap bukan pezina, melainkan para korban yang berhasil ditipu.

“Mereka ini bukan pezina, tapi mereka ini orang yang ditipu, disiasati sang guru sehingga melakukan tindakan yang tercela. Oleh karena itu mereka secara keagamaan harus didampingi dinasehati, diberi semangat, sehingga bisa pulih kejiwaannya. Sehingga mereka masa depannya bisa cerah.

“Yang mendampingi, tolong kerahasiaan anak-anak ini tetap dijaga,” katanya seraya menyebut pada 21 Desember akan digelar putusan.

Senada disampaikan Ahli Hukum Pidana Chudry Sitompul. Dia meminta agar korban kebiadaban Herry Wirawan dapat dilindungi identitasnya. Mereka juga diminta tak dihadirkan ke ruang sudang untuk melindungi identitasnya.

Ini dianggap penting sebagai bagian dari perawatan rehabilitasi terhadap pemulihan kejiwaan mereka.

Herry Wirawan nampak dalam pengukuhan Pengurus Nasional Forum Komunikasi Pendidikan Kesetaraan Pesantren Salafiyah. Foto: Lumajang Satu
Herry Wirawan nampak dalam pengukuhan Pengurus Nasional Forum Komunikasi Pendidikan Kesetaraan Pesantren Salafiyah. Foto: Lumajang Satu

“LPSK punya kewajiban untuk itu, harus didampingi, bukan hanya agama, tapi juga psikolog, atau pemuka agama yang punya background psikolog, diyakinkan karena mereka korban,” katanya.

Dia juga meminta agar pemerintah saat ini sepertinya sudah mulai berpikir untuk melakukan audit pendidikan pondok pesantren. Ini juga dianggap penting untuk mengetahui usai jam pendidikan, apa saja yang mereka lakukan.

Dan ini, katanya, merupakan momen baik untuk memperjelas apakah ponpes ini berada di bawah kontrol Dinas Pendidikan.

“Supaya pemerintah enggak membiarkan saja, ini momen tepat, apa jangan-jangan ini puncak gunung emas, apa kasus ini enggak juga terjadi di tempat lain. Sebab asrama putra kan bisa saja terjadi,” katanya.

“Harus audit, jangan ada korban-korban lagi.”

Yuk, ajak keluarga ke MuslimaFest 2021 by Amitra pada 17-19 Desember 2021 di Smesco Exhibition Hall, Jakarta. Akan ada talkshow bareng artis, kajian bersama Ustaz Syam dan Ustazah Syifa, bazar dan entertainment.

Ikuti lomba masak, fashion anak, dan mewarnai. Berhadiah total puluhan juta. Segera daftar di s.id/muslimafest/.

Artikel dari Hops.ID