counter hit make

Sindir Yenny Wahid soal Utang Garuda Rp70 T, Politisi Demokrat: Masuk Garuda Buat Nambah Utang?


GELORA.CO – Pernyataan Komisaris Independen Yenny Wahid soal utang di tubuh Garuda Indonesia justru menimbulkan kritik-kritik hingga sindiran yang tertuju kepada dirinya.
Yenny Wahid sebelumnya mengaku, saat dirinya diangkat menjadi komisaris independen di Garuda Indonesia, utang perseroan sudah menembus angka Rp20 triliun.
Dan kini, jumlah utang perseroan terus bertambah hingga mencapai angka Rp70 triliun.
Politikus Partai Demokrat, Yan Harapan pun mempertanyakan peran Yenny Wahid sebagai komisaris di perusahaan pelat merah itu.
Bahkan, Yan memberikan pertanyaan bernada meledek terkait pemberitaan mengenai pengakuan Yenny Wahid itu.
“Jadi, masuk Garuda buat nambah utang?” tulis Yan Harapan di akun Twitternya, Rabu (2/6/2021).
PT Garuda Indonesia Tbk (Persero) Tbk atau GIAA mengalami kesulitan keuangan akibat dampak pandemi Covid-19 yang membuat anjloknya jumlah penumpang.
Di sisi lain, utang perseroan terus menumpuk hingga mencapai Rp 70 triliun dan diperkirakan terus bertambah Rp 1 triliun tiap bulannya.
Oleh sebab itu, maskapai pelat merah ini menawarkan pensiun dini kepada karyawan sebagai salah satu upaya bertahan.
Penawaran pensiun dini yang berlangsung hingga 19 Juni 2021 tersebut, diikuti pula dengan rencana perseroan yang bakal memangkas jumlah pesawat yang beroperasi.
Yenni Wahid selaku Komisaris Independen Garuda Indonesia menanggapi soal besarnya utang yang dimiliki Garuda Indonesia.
Yenni Wahid menyebut Garuda Indonesia saat dia ditunjuk sebagai Komisaris sudah ada utang Rp 20 Triliun.
Dia menyebut, utang Garuda Indonesia pada saat itu telah mencapai angka Rp 20 triliun.
Seperti diketahui, Yenny Wahid telah menjabat sebagai Komisaris Independen di Garuda Indonesia selama 1 tahun lebih.
Keputusan tersebut Erick Thohir sampaikan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada Januari 2020.
“Doakan ya. Waktu saya masuk, hutang Garuda sudah lebih dari 20 triliun, lalu kena pandemi, setiap terbang pasti rugi besar,” jelas Yenny di akun Twitter pribadinya @yennywahid, Minggu (30/5/2021).
“Demi penumpang, kami terapkan social distancing meskipun biaya kami jadi 2 kali lipat dengan revenue turun 90 persen. 
Sudah jatuh tertimpa tangga,” sambungnya.
Dikabarkan, perusahaan berkode saham GIAA ini memiliki utang sekitar Rp70 triliun atau setara 4,9 miliar dollar AS.
Angka tersebut akan terus membengkak apabila Perseroan menunda pembayaran kewajibannya tersebut.
Diketahui, kondisi keuangan Garuda Indonesia sejak beberapa tahun silam memang sudah kurang sehat.
Terlebih dengan adanya pandemic covid-19,
kondisi Garuda Indonesia semakin terpukul.
Yenny kembali menyampaikan, permasalahan yang dialami Garuda Indonesia sangatlah besar.
Mulai dari permasalahan pada efisiensi biaya, hingga adanya kasus korupsi.
Maka dari itu, dirinya bersama segenap manajemen Garuda Indonesia sedang berjuang sangat keras agar Perseroan dalam kondisi lebih baik lagi.
Sehingga maskapai kebanggaan masyarakat Indonesia ini tidak dipailitkan.
“Banyak yang tanya soal Garuda. Saat ini kami sedang berjuang keras agar Garuda tidak dipailitkan,” tukasnya.
Yenny menyebut, dalam persoalan di tubuh Garuda Indonesia, banyak pihak yang seolah-olah mengerti masalahnya, padahal tidak.
“Yang komen soal Garuda, ada yang ngerti masalah dan  mau bantu, ada yang gak ngerti masalah tapi tetap mau bantu, ada juga yg cuma mau menyalahkan dan  gak mau bantu. Gpp. Saya yakin semuanya tetap punya kepedulian thdp nasib Garuda. Dan inilah yang jadi enerji bagi kami,” tandas Yenny Wahid. []