counter hit make

Revitalisasi Pasar Banyak Manfaat Ekonominya

MATARAM-Kepala Pasar Kebon Roek Malwi mengatakan, revitalisasi pasar akan memberi dampak ekonomi lanjutan. Paling sederhana, pembangunan pasar dapat menarik kembali konsumen untuk berbelanja di pasar tradisional.

Bukan rasia lagi pasar tradisional makin ditinggal, karena kondisinya yang tak nyaman. Banyak masyarakat lebih memilih berbelanja di pasar modern. ”Diperparah lagi dengan kondisi pandemi,” katanya.

Perbaikan pasar juga sejalan dengan target, peningkatan retribusi dari pasar tradisional. Dari sebelumnya sebesar Rp 6 miliar, menjadi Rp 7,5 miliar pada tahun 2022. Selain itu, tarif parkir di area pasar kini tak lagi Rp 800 rupiah, melainkan Rp 1.000. Sehingga manajemen pasar pun harus meningkatkan pendapatan dari kunjungan masyarakat. ”Target naik, tapi harusnya dibarengi revitalisasi atau pembangunan perbaikan,” ucapnya.

Terpisah, Kepala Dinas Perdagangan NTB Fathurrahman mengatakan tengah menanti laporan proposal rencana revitalisasi pasar oleh dinas perdagangan kabupaten kota. Termasuk kelengkaan persyaratan, mulai dari kepemilikan lahan, jumlah pedagang, sentra produksi, dan persyaratan infrasturktur lainnya. ”Pemda sifatnya hanya merekomendasi. Makanya kita masih tunggu proposal utuh dari kabupaten kota,” jelasnya saat ditemui, kemarin (30/8).

Salah satu yang disorot revitalisasi untuk Pasar Kebon Roek. Dilihat dari luas dan bangunan yang sudah tak lagi layak. Juga tercampur dengan pasar ikan karena lokasi yang berdekatan. Diharapkan, pasar ini tak hanya sekedar dilakukan renovasi, melainkan pembangunan pasar baru. Yang butuh perbaikan jug meliputi sejumlah pasar di lima kabupetan lain. Dijelaskan, Kemendag menargetkan 143 pasar higienis dan aman seluruh Indonesia. NTB pun diharapkan mampu mengambil sejumlah alokasi dari target tersebut. ”Oleh karenanya usulan untuk tahun depan harus bisa dikirim dari sekarang supaya tidak molor lagi,” tegasnya.

Berdasar hasil evaluasi, pasar tak lagi akan dibangun bertingkat. Demi mengurangi persoalan dari sisi pedagang. Untuk itu, kebutuhan lahan pembangunan baru harus diajukan sesuai skala pasar dan syarat dari Kemendag. Rencananya anggaran akan memanfaatkan dekonsentrasi dan tugas pembantuan (Dekon/TP) dari pemerintah pusat. Minimal sekitar Rp 300 miliar untuk pembangunan baru, dan 2-3 miliar untuk pasar yang direhabilitasi. ”Besarannya juga masih akan menyesuaikan skala pasar apakah A, B, atau C,” katanya. (eka/r9)

 

Source: Lombok Post