Sekitar 50-an warga perantau di papua asal Nusa Tenggara Barat memilih untuk tetap bertahan di Papua pasca kerusuhan Wamena. H. Amir selaku Kabid Pemberdayaan Masyarakat Dinsos NTB mengatakan puluhan perantau NTB tersebut memilih tetap tinggal karena alasan pekerjaan mereka.
“Puluhan perantau NTB yang bertahan ada yang pekerjaannya sebagai Aparatur Sipil Negara, ada yang menjadi guru dan tenaga kontrak, serta ada pula warga yang memiliki usaha, disana” ujar Amir yang dilansir dari antara oleh Warta Mataram.
Menurutnya, dari puluhan perantau NTB yang tetap bertahan di Papua kemungkinan jumlahnya akan bertambah. Berdasarkan data sementara yang dimiliki jumlah perantau NTB yang menetap di Papua ada 198 orang.
Amir mengatakan, pada saat awal kerusuhan ada 9 orang yang ingin pulang. Tapi saat akan berangkat dari Wamena ke Sentani, Jayapura hanya satu orang yang ingin pulang. “Karena mereka yang tidak kembali ini ada yang ASN, guru, dan pekerjaan lain,” tutur Amir.
Jumlah warga NTB yang sudah terdata ingin pulang ada 108. Warga tersebut berasal dari Kabupaten Bima 77 orang, Sumbawa 12 orang, Lombok Timur 6 orang, Lombok Tengah 5 orang, Dompu 4 orang, dan kota Bima 4 orang.
Dari jumlah tersebut terdapat delapan orang yang dipulangkan pada pekan ini. Lima orang dari Lombok Tengah dan tiga orang dari Lombok Timur. Sebelumnya pada awal kerusuhan terdapat 32 orang yang sudah pulang ke kampung halamannya secara mandiri pasca kerusuhan yang terjadi Wamena.
“8 orang sudah diberangkatkan menggunakan pesawat Garuda Indonesia dari Sentani, Jayapura via Denpasar. Dari Denpasar baru kemudian menggunakan Lion Air menuju Lombok” jelasnya.
Selanjutnya 100 orang yang masih berada di Sentani akan diberangkatkan secara bertahap. Orang yang berasal dari Kabupaten Bima nantinya diberangkatkan menggunakan Lion Air dari Jayapura via Makassar menuju Bima.
“Ada 3 orang dari Lombok Timur berangkat dari Jayapura via Jakarta – Lombok. Dari Dompu 3 orang juga masih dicarikan tiket dan juga yang bersal dari Sumbawa masih terkonfirmasi menunggu di pengungsian,” tutup Amir.