Dunia pendidikan kini semakin berkembang selaras dengan perkembangan teknologi yang mengirinya. Akan tetapi, dalam beberapa waktu terakhir, akibat dari adanya pandemi covid-19, yang membuat berbagai macam dampak dan perubahan pada segala aspek kehidupan manusia seperti ekonomi, kesehatan, dan tak terkecuali aspek pendidikan. Aspek pendidikan merupakan salah satu aspek terpenting dalam kehidupan guna mencetak sumber daya manusia yang berkualitas dan mampu mengikuti perkembangan zaman yang semakin maju. Ketika berkaca dari berbagai macam masalah tersebut terutama terkait masalah pendidikan, mahasiswa dalam hal ini yang dianggap sebagai agen of change (agen perubahan) diharapkan mampu untuk membaca dan memahami situasi dan permasalahan yang sedang terjadi pada aspek pendidikan yang berkaitan dengan proses pembelajaran yang tidak berjalan secara optimal.
Menjadi mahasiswa tidak hanya sebatas kuliah untuk menerima materi pembelajaran dari dosen saja. Namun, mahasiswa juga harus mampu berperan besar dalam masyarakat melalui ide-ide, pengetahuan, dan keterampilan yang dimilikinya untuk dapat berkontribusi kepada masyarakat melalui berbagai hal-hal yang positif. Dalam situasi seperti sekarang ini tidak bisa kita pungkiri bahwa sistem pembelajaran dari segala jenjang tidak berjalan secara maksimal. Jika dilihat dari sisi siswa menunjukkan bahwa siswa mengalami kebosanan dalam belajar di tengah pandemi seperti sekarang ini, baik ketika belajar secara tatap muka melalui sistem shifting, ataupun sistem pembelajaran secara daring. Berdasarkan hasil survey menyebut, sebanyak 66 persen dari 60 juta siswa dari berbagai jenjang pendidikan di 34 provinsi mengaku tidak nyaman dan merasa bosan ketika belajar di situasi pandemi seperti sekarang ini.
Melihat dari situasi dan permasalaham di atas, peran mahasiswa sebagai pembawa perubahan melalui ide-ide dan keterampilan yang kreatif serta pengetahuan yang dimilikinya, dapat direalisasikan dalam sebuah komunitas yang bernama Sasak Care Community (SCC). Terbentuknya komunitas ini di latar belakangi oleh beberapa hal, seperti keinginan yang besar untuk mengabdi dan mengimplementasikan ilmu yang telah didapatkan di perkuliahan, mengisi waktu luang dengan hal-hal yang bermanfaat untuk masyarakat sekitar, dan yang paling utama karena melihat banyak anak-anak atau siswa di masa pandemi ini tidak dapat belajar secara efektif.
Berkaitan dengan latar belakang terbentuknya sasak care community ini, mahasiswa yang tergabung di dalamnya berkeinginan untuk berkontribusi dalam hal membangkitkan semangat belajar dari siswa agar proses pembelajaran lebih efektif. Pada dasarnya komunitas ini bergerak pada bidang pendidikan dan sosial. Melalui komunitas ini para anggotanya bertujuan untuk membangun citra sebagai komunitas yang intelektual. Sebagai komunitas yang anggotanya adalah mahasiswa yang sedang menempuh dunia perkuliahan yang memiliki macam-macam background jurusan yang berbeda diharapkan mampu untuk mengimplementasikan ilmu-ilmu yang didapatkannya kepada masyarakat untuk dapat mencapai tujuan dari komunitas ini sendiri yakni sebagai komunitas yang bercitrakan intelektual.
Untuk merealisasikan tujuan dari sasak care community tersebut, maka dibentuklah suatu program berdasarkan hasil diskusi bersama para anggotanya yang dinamakan dengan “Sasak Mengajar”. Sasak mengajar merupakan salah satu program kegiatan yang dijalankan oleh komunitas SCC untuk mengajar para anak-anak di salah satu kampung di kecamatan Masbagik yakni Karang Majelo, alasan dipilihnya kampung karang majelo sebagai tempat untuk menjalankan program sasak mengajar ini, karena berdasarkan survey yang dilakukan terdapat banyak anak-anak sebagai siswa yang bersekolah disana, mulai dari jenjang SD-SMP. Disamping itu, setelah melakukan wawancara dengan beberapa wali murid disana, sebagian besar merasa cemas dan mengeluh terhadap kondisi anaknya dalam mengikuti kegiatan pembelajaran yang mengalami kebosanan dan semangat belajar yang rendah.
Dalam menjalankan program sasak mengajar ini, para anggota dari sasak care community menetapkan 4 mata pelajaran yang akan diajarkan kepada para siswa. Mata pelajaran yang diajarkan diantaranya seperti Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Teknologi Informasi Komunikasi (TIK), dan juga Bahasa Inggris. Pemilihan keempat mata pelajaran tersebut didasarkan pada beberapa anggota sasak care community yang mempelajari disiplin ilmu tersebut, sehingga memudahkan dan akan mendukung jalannya proses pembelajaran. Program mengajar ini menggunakan pendekatan student centered learning, yaitu proses pembelajaran yang berpusat pada peserta didik untuk berperan secara aktif, mandiri dan bertanggung jawab dalam melaksanakan proses pembelajaran berbasis faktual, praktik dan trik sebagai upaya untuk mengoptimalkan efektivitas dan efisiensi pembelajaran.
Proses pembelajaran berbasis faktual, praktik, dan trik dipilih agar membangkitkan semangat belajar dan antusias dari siswa untuk mengikuti proses pembelajaran, dan tentunya relevan dengan keempat mata pelajaran seperti yang sudah disebutkan sebelumnya. Sebelum melakukan kegiatan mengajar para anggota sasak care community melakukan persiapan selama berminggu-minggu untuk menyiapkan segala kebutuhan yang menunjang program sasak mengajar tersebut. Persiapan yang dilakukan seperti menyiapkan bahan-bahan ajar, perlengkapan atau alat yang berguna sebagai pendukung jalannya proses pembelajaran. Selain itu para anggota juga mempersiapakan diri dengan melakukan micro teaching.
Micro teaching adalah metode pelatihan penampilan dasar mengajar guru yang dilakukan secara disederhanakan terkait waktu, dan materi pelajaran. Micro teaching dilakukan dengan dihadiri oleh anggota sasak care community yang lainnya, dan anggota yang bertugas untuk menyampaikan materi dipersilahkan untuk mengajar layaknya seorang guru. Persiapan seperti ini sangat penting untuk dilakukan, agar ketika sedang mengajar anak-anak tidak mengalami suatu kegugupan, blank, dan sebagainya, sehingga anak-anak dapat menyerap dan menangkap materi yang diajarkan dengan baik dan tepat berdasarkan basis faktual, praktik, dan juga trik.
Proses pembelajaran menggunakan pendekatan student centered learning berbasis faktual, praktik, dan trik, para anggota Sasak care community juga menyiapkan segala metode dan strategi pembelajaran yang sesuai dengan hal hal tersebut. hal tersebut dimulai dari mencetak gambar-gambar yang berhubungan dengan pelajaran IPA, agar memudahkan anak-anak untuk mengenali dan mengingatnya (faktual), kemudian anak-anak juga dipersilahkan untuk mempratikkan secara langsung terkait mata pelajaran yang diajarkan pada TIK di laptop dan mempraktikkan kosa kata bahasa inggris yang diajarkan terkait bahasa inggris dari anggota tubuh, benda-benda, dan sebagainya (praktik), anak-anak juga diajarkan perkalian dengan trik menggunakan jari tangan secara langsung dalam mata pelajaran matematika (trik).
Diharapkan dari program ini untuk dapat meningkatkan semangat dan antusias yang tinggi dari anak-anak dalam mengikuti proses pembelajaran yang telah dilakukan. Komunitas ini juga diharapkan bisa konsisten dalam mengadakan program-program yang bermanfaat dan positif bagi masyarakat secara berkelanjutan. Dengan adanya komunitas ini menjadi sebuah bukti bagi para mahasiswa yang berperan besar terhadap masyarakat walaupun dari gerakan-gerakan kecil, namun mendatangkan sesuatu yang bermanfaat besar. Semoga dengan adanya sasak care community ini juga menjadi sebuah role model atau percontohan bagi para mahasiswa, pemuda, komunitas maupun organisasi-organisasi lainnya untuk dapat berperan dan berkontribusi secara positif terhadap masyarakat dalam segala situasi yang ada melalui pemikiran-pemikiran kreatif dan inovatif darinya.
Reza Wira Pratama
Pendidikan Sosiologi Universitas Mataram