Salam Demokrasi Nasional!
Pada 24 Februari 2022, agenda pemilihan raya Calon Ketua dan Wakil Ketua BEM yang ada di Universitas Mataram sempat berlangsung ricuh; gejolak tersebut terjadi karena adanya represifitas antarmahasiswa yang sempat terjadi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mataram. Berdasarkan kronologis umum, insiden ini terjadi karena adanya perbedaan pandangan politik yang dimiliki oleh beberapa pendukung paslon tertentu yang tidak ingin memberikan akses tertentu terhadap pendukung paslon lain. Imbasnya, beberapa mahasiswa baik yang sengaja maupun tidak sengaja terlibat mengalami luka fisik di beberapa bagian tubuhnya.
Berdasarkan situasi tersebut, Front Mahasiswa Nasional Ranting Universitas Mataram dengan ini menyatakan bahwasannya insiden terkait merupakan bagian dari sosiokultur yang sama sekali tidak mencerminkan paradigma berpikir yang bermoral terlebih dalam hal ini bukanlah situasi yang merepresentasikan demokrasi nasional sebagai corong politik dan kebudayaan. Kami sangat menyayangkan atas terjadinya insiden tersebut, represifitas antarmahasiswa sangat jelas mencoreng paradigma demokrasi pada pemilihan raya di Universitas Mataram.
Sebagai mahasiswa, kita semua tetap perlu mengkawal keberlangsungan pesta demokrasi tanpa harus mengindahkan tindakan immoral yang tentunya mencoreng virtue ethics dari demokrasi itu sendiri. Hal terkait semata-mata dikarenakan adanya implementasi kebudayaan borjuasi yang mengikat pada tubuh mahasiswa yang masih memberikan ruang hasrat berlebih dalam dirinya; sebagai mahasiswa, lagi-lagi kita perlu mengikis hasrat berlebih tersebut dan menciptakan kebudayaan mutual aid serta kolektivitas antarkawan agar tetap dapat memelihara gerakan massa mahasiswa yang baik dalam menentang kebudayaan feodal semacam itu.
Dengan memaksimalkan kapasitas dan menjaga persatuan antarmassa mahasiswa sebagai instrumen yang bangkit untuk melawan penindasan, kita semua akan mengindahkan cita- cita untuk dapat mewujudkan pendidikan yang ilmiah, demokratis, dan mengabdi pada rakyat dengan melalui penghancuran sistem komersialisasi, liberalisasi, dan privatisasi pendidikan. Kepentingan yang harus dipenuhi oleh mahasiswa bukanlah kepentingan untuk menjatuhkan golongan mahasiswa yang lain, tetapi kepentingan untuk memperjuangkan penurunan biaya UKT, membelenggu skema jual-beli buku sebagai syarat nilai oleh oknum tenaga pendidik, memusnahkan sistem pendidikan yang memproyeksikan lulusan-lulusannya sebagai tenaga kerja murah yang bergantung pada pasar dengan corak produksi menindas dan menghisap, dan hal-hal lain yang berkaitan dengan pengkaburan mengenai paradigma dari terminologi “Pendidikan” itu sendiri.
Tegas kami, Front Mahasiswa Nasional Ranting Universitas Mataram sebagai lembaga yang menyatakan sikap atas insiden ini sama sekali tidak memihak paslon manapun serta tidak bertindak seakan-akan sebagai pahlawan dalam isu ini. Kami hanya menginginkan perdamaian antarmahasiswa agar dapat menciptakan situasi kerukunan yang stabil diantara heterogenitas massa mahasiswa. Tetaplah menjadi mahasiswa yang konsisten dalam memperjuangkan hak-hak demokratis dan kebudayaan maju agar tetap dapat berjuang segaris massa melenyapkan dominasi kelas yang diciptakan oleh sistem imperialisme, feodalisme, dan kapitalis birokrat.
Jayalah perjuangan massa. Mahasiswa Universitas Mataram, bersatulah! Salam Demokrasi Nasional!
Pimpinan Harian FMN Ranting UNRAM
PANTERA MANTELLI