Warta Mataram – Sebuah video memperlihatkan seorang sopir mobil aplikasi online sedang mengangkut penumpang dari Kuta Mandalika, Loteng pada Jumat (8/9) lalu, tiba-tiba dihadang oleh sejumlah warga setempat. Insiden ini menjadi viral di media sosial, memicu adu mulut antara sopir dan para warga.
Kejadian serupa ini bukan yang pertama kali terjadi di kawasan Kuta, Mandalika. Situasi semacam ini tentu saja menimbulkan ketidaknyamanan bagi para wisatawan yang berkunjung ke destinasi wisata di Pulau Lombok.
Informasi yang diunggah di akun Instagram @instalombok menjelaskan bahwa dalam video tersebut terlihat seorang pria dengan topi baru saja mengantar tamu dari Kota Mataram ke Kuta Mandalika. Ia kebetulan mendapat orderan dari aplikasi online di Kuta Mandalika, namun dihadang oleh masyarakat setempat.
Para penduduk setempat berpendapat bahwa penggunaan aplikasi online tidak boleh dilakukan di area Kuta Mandalika. Mereka memberikan peringatan bahwa jika bulan depan ada pesanan kendaraan online atau ojol saat acara MotoGP di area Kuta, Mandalika, maka saudara-saudara harus mempertimbangkannya dengan baik.
Video ini kemudian mendapat beragam komentar dari warganet. Beberapa di antaranya menyuarakan perlunya pembinaan dan pembekalan untuk dapat bersaing dengan teknologi. Mereka berharap agar Lombok Mandalika tetap mempertahankan kearifan lokalnya sambil tetap berinovasi. Ada pula yang menyoroti perlunya regulasi yang mengatur bahwa transportasi di Mandalika disediakan oleh orang-orang lokal.
Reaksi serupa juga muncul dari akun-akun lain yang menyoroti perlunya campur tangan pemerintah setempat, terutama dari dinas perhubungan dan dinas pariwisata, untuk menyelesaikan masalah ini. Mereka menilai bahwa tindakan semacam ini sangat mengganggu kenyamanan wisatawan, terutama karena daerah Lombok Tengah menjadi kawasan ekonomi khusus.
Di sisi lain, viralnya video ini di media sosial menarik perhatian pihak kepolisian. Mereka segera melakukan pertemuan dengan pihak-pihak terkait untuk membahas masalah ini. Kapolsek Mandalika, Iptu Kadek Suhendra, menyatakan bahwa pertemuan tersebut berakhir pada Jumat pukul 23.00 Wita dan situasi telah berhasil diredam dengan aman.
Hasil pertemuan memutuskan dua hal. Pertama, Ketua Asosiasi Travel Trans Kuta Lombok, Lalu Muhammad Rizal, diminta untuk memberikan klarifikasi terkait viralnya video tersebut. Tujuannya adalah agar permasalahan ini tidak semakin meluas dan tidak mencoreng citra pariwisata, khususnya di KEK Mandalika.
Kedua, kejadian ini akan dijadikan evaluasi bagi anggota Trans Kuta Lombok. Mereka akan diminta untuk membuat surat resmi yang ditujukan kepada Asosiasi Sopir Grab dan taksi online. Surat ini akan berisi pemberitahuan terkait operasional grab dan taksi online kepada Organda NTB sehingga kejadian serupa tidak akan terulang di masa depan.