counter hit make

Nutrisi pada Makanan Ini sangat penting bagi Wanita Hamil

Oleh: Hasan Basri, S.Si., M.Si

Pada tahun 2022, Nusa Tenggara Barat (NTB) masih harus berkutat dengan permasalahan kesehatan ibu hamil dan menyusui. Berdasarkan jumlah penderita anemia pada tahun 2016, sebanyak 29 orang meninggal, sedangkan pada tahun 2017, ibu hamil yang menderita anemia sebanyak 30 orang. Penderita anemia mengalami peningkatan sebanyak 34 orang. (Laporan Dinas Kesehatan NTB, 2018). Berdasarkan laporan KIA Dinas Kesehatan Provinsi NTB tahun 2018 terdapat 2,32% ibu hamil mengalami anemia, 618 orang ibu hamil, dimana 336 orang (2,9%) di antaranya menderita anemia (Laporan Dinas Kesehatan NTB, 2018). Wanita hamil dan menyusui sering kali terkena berbagai masalah kesehatan seperti kekurangan gizi dan anemia.

Pada wanita hamil akan terjadi peningkatan metabolisme energi. Oleh karena itu, kebutuhan energi dan nutrisi akan meningkat selama kehamilan. Peningkatan kebutuhan nutrisi tersebut juga untuk pertumbuhan dan perkembangan janin, pertambahan volume organ janin, serta perubahan kondisi dan metabolisme tubuh ibu. Kekurangan gizi pada ibu hamil dapat menyebabkan pertumbuhan janin menjadi kurang sempurna.

Ibu hamil membutuhkan nutrisi dan gizi yang lebih banyak karena nutrisi tersebut untuk memenuhi kebutuhan ibu juga untuk janin. Selama periode kehamilan, seorang ibu harus menambah jumlah dan jenis makanan yang dikonsumsi. Hal ini untuk memenuhi kecukupan gizi ibu yang sedang mengandung serta mengoptimalkan produksi ASI.

Wanita hamil dan menyusui rentan terkena anemia yang dipengaruhi oleh kurangnya nutrisi, lingkungan, usia, dan genetik. Anemia pada wanita hamil adalah ketika kadar hemoglobin (Hb) dalam darah <11,0 g%. Sering kali anemia pada kehamilan disebabkan oleh faktor kekurangan nutrisi, perdarahan, asupan zat besi yang rendah.

Kebutuhan nutrisi pada ibu hamil dan menyusui meningkat 15% yang digunakan untuk pertumbuhan janin, pertambahan darah, dan metabolisme tubuh yang meningkat. Kekurangan nutrisi pada masa kehamilan dan menyusui akan menyebabkan menurunnya produksi ASI, terjadi gangguan kehamilan pada ibu maupun janin yang dikandungnya. Selain itu pada proses kelahiran, ibu akan kehilangan banyak darah, sehingga dibutuhkan nutrisi yang cukup untuk mengganti darah yang hilang pada saat melahirkan dan menopang produksi ASI pada saat menyusui.

Salah satu sumber nutrisi yang baik untuk dikonsumsi adalah telur puyuh karena kandungan gizinya yang tinggi. Telur puyuh mengandung protein, vitamin, mineral dan asam lemak esensial yang tinggi yang baik untuk pertumbuhan janin dalam kandungan. Salah satu mineral yang terkandung berupa zat besi. Zat besi yang terdapat pada telur berupa heme yang mudah diserap oleh tubuh, sehingga sangat cocok dikonsumsi oleh ibu hamil dan menyusui, untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya.

Namun, konsumsi telur puyuh seringkali diikuti oleh kekhawatiran akan kandungan kolesterolnya yang tinggi. Untuk menurunkan kadar kolesterol pada telur puyuh adalah dengan memberikan pakan organik ataupun herbal pada burung puyuh. Puyuh yang diberikan pakan organik akan menghasilkan telur yang kaya akan zat besi, β-karotin, omega 3 dan DHA, serta rendah kolesterol.

Beberapa penelitian telah dilakukan, diantaranya dengan memberikan pakan yang berasal dari campuran bahan-bahan herbal seperti kunyit, jahe, daun singkong, rumput laut dan ikan kembung. Hasil penelitian tersebut terbukti mampu menurunkan kadar kolesterol dan meningkatkan kandungan nutrisi pada telur puyuh. Sehingga salah satu alternatif untuk memenuhi kebutuhan nutrisi pada ibu hamil dan menyusui adalah dengan konsumsi telur puyuh yang diproduksi secara organik.

Dalam penelitian lanjut pemberian telur puyuh organik pada tikus putih periode bunting dan laktasi dapat mengoptimalkan status hematologis tikus putih periode bunting dan laktasi. (Basri, et al., 2018)

Penulis merupakan mahasiswa Program Studi Doktor Biologi Fakultas Biologi, Universitas Gadjah Mada (UGM) – Yogyakarta.