Warta Mataram – Yuga Anggana, dosen kampus UIN Mataram – yang lebih dikenal sebagai seorang pemusik – menciptakan lagu bertopik pendidikan seksual bagi anak. Sabtu, 22 Juli 2023 lagu berjudul “Aku dan Tubuhku” tersebut dinyanyikan oleh puluhan anak dan remaja di Pondok Pesantren Nurul Ijtihad Al-Maarif Kuta, Lombok Tengah. Ditemui dalam acara peringatan Hari Anak Nasional yang digelar oleh Komunitas Gagas, Yuga Anggana menyampaikan bahwa lagu memiliki fungsi komunikasi dan edukasi.
“Ada banyak fungsi lagu dalam kehidupan, menyampaikan pesan positif untuk mengedukasi anak adalah salah satunya. Lagu ‘Aku dan Tubuhku’ saya buat untuk mengenalkan anak pada bagian tubuhnya sendiri, tentang bagian tubuh yang mana yang boleh dilihat orang lain dan mana yang tidak boleh dilihat juga disentuh orang lain” ungkapnya.
Dalam lagu tersebut Yuga Anggana mengaku tidak menciptakannya sendiri, ‘Aku Dan Tubuhku’ berangkat dari sebuah penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa bernama Ika Adhani tentang penerapan metode bernyanyi dalam mengenalkan pendidikan seksual bagi anak. Dari hasil penelitian yang menyebutkan bahwa metode bernyanyi memiliki tingkat efektivitas yang tinggi dalam mengedukasi anak pada hal-hal yang cenderung dianggap tabu untuk diajarkan, seperti pendidikan seksual, Yuga Anggana kemudian terinspirasi untuk membuat dan mengaransemen lagu yang dikhususkan untuk pengenalan sex education bagi anak.
“Maraknya berita tentang kasus kekerasan seksual terhadap anak harus direspon oleh seluruh pihak masyarakat. Mengedukasi anak dengan lagu menjadi salah satu upaya sugestif yang bisa saya dilakukan, dengan harapan dapat menumbuhkan kesadaran pada diri anak tentang pentingnya menjaga bagian-bagian tubuhnya, dan menolak jika ada orang lain yang berusaha menyentuhnya, kecuali atas seijinnya atau dalam kondisi-kondisi tertentu,” lanjut Yuga Anggana.
Yuga Anggana menghadiri acara peringatan Hari Anak Nasional di Kuta, Lombok Tengah atas undangan para Relawan Gagas. Komunitas Gagas sendiri adalah komunitas yang fokus memperjuangkan dan menyuarakan perlindungan anak. Komunitas Gagas memiliki agenda tahunan berupa Jambore Anak yang ditujukan sebagai wadah berkegiatan positif bagi anak, sekaligus ruang edukasi anak.
“Sebelumnya kegiatan-kegiatan anak seperti ini sudah sering digelar di berbagai lokasi: Gili, Sekotong, dan tempat lainnya. Kini kami bekerjasama dengan Lembaga Perlindungan Anak Desa (LPAD) Kuta dan Pemerintah Desa Kuta untuk menggelar kegiatan di Desa Kuta. Kami senang pihak Pemerintah Desa Kuta memiliki kepedulian lebih terhadap isu perlindungan anak” ujar Nurayu Swardani, ketua Relawan Gagas.
Selain Yuga Anggana rangkaian acara tersebut Gagas mengundang beberapa pemateri lainnya, diantaranya dari Kantor Urusan Agama (KUA) yang membahas tentang usia pernikahan dan kesiapan pernikahan yang ideal, pemateri dari Badan Narkotika Nasional (BNN) yang memberikan materi tentang bahayanya narkoba dan tindakan preventif yang perlu dilakukan, dan seorang psikolog anak dari Pusat Layanan Psikologi Anak dan Remaja yang mempresentasikan tentang kesehatan mental anak dan remaja.
“Materi-materi edukasi yang dihadirkan dalam kegiatan ini menjadi penting untuk anak dan remaja, sebagai upaya menghindari terjadinya pernikahan usia anak, menjauhkan anak dari bahaya narkoba, menyehatkan mental anak dan remaja, serta mengedukasi anak tentang kesehatan reproduksi,” pungkas Nurayu Swardani. (*)