counter hit make

Masa Depan Perkaderan HMI

Sejak HMI di dirikan pada tahun 1947 tentu sudah banyak melahirkan tokoh-tokoh hebat baik dibidang politik, akademisi maupun Entrepreneur. Kehadiran HMI sangat berkontribusi besar terhadap bangsa indonesia,mengapa demikian? Karena alumni-alumni HMI banyak yang menjadi Bupati, Walikota, Gubernur, Menteri bahkan sekelas Wakil Presiden ada.

Tentu tak heran lagi ketika mendengar banyak alumni HMI menjadi tokoh dan orang berpengaruh di Indonesia karena kualitas perkaderan HMI saat itu. Bagaimana dengan kualitas perkaderan hari ini?
Menarik ketika berbicara kualitas perkaderan hari ini karena banyak kegiatan training HMI dijadikan sebagai ajang ujuk panggung politik senior dengan kehadiran nya memberikan amplop yang tebal guna untuk mengsukseskan kegiatan. Adanya degradasi kemunduran kader HMI terlihat pada sikap amoral R.Sadam Aljihad yang sempat viral dan jadi perbincangan oleh kader HMI seluruh indonesia, ini merupakan salahsatu variabel bahwa memang pola-pola perkaderan harus perlu di sesuaikan dan harus belajar pada pola terdahulu. Tentu yang menjadi pertanyaan besar dari problem hari ini adalah siapa yang punya tanggung jawab penuh atas peningkatan kualitas kader hari ini?

Dalam menciptakan kader yang berkualitas itu tentu semua kader HMI punya tanggung jawab atas itu baik yang masih aktif maupun sudah menjadi alumni harus bertanggungjawab karena menciptakan kualitas itu ada bagian dari Tujuan HMI, tentu setiap kader punya batasan tersendiri ketika membahas bagaimana kader harus berkualitas. HMI pada strukturalnya ada yang dianamakan Pengurus Besar, Badko, Cabang sampai Komisariat dan ada juga yang dianamakan badan khusus dalam hal pengelolaan training HMI biasa disebut Badan Pengelola Latihan (BPL).

Berbicara soal perkaderan di HMI adalah berbicara bagaimana jantung HMI selalu berdetak, mengapa demikian? Ya, karena perkaderan adalah jantung HMI. BPL adalah lembaga yang dikhususkan untuk mengelola training-training HMI dengan harapan HMI akan melahirkan kader berkualitas dan HMI dapat mencapai tujuannya. Namun semakin kesini saya melihat banyak kemunduran yang terjadi pada perkaderan HMI yang pertama adalah hilangnya profesionalitas dalam tubuh pengelola training, kedua pengelola training sudah masuk dalam wilayah-wilayah politik dan bukan pertimbangan kualitas lagi dilihat tapi bagaimana melihat kekuatan kelompok tersebut.

Tentu dengan kondisi hari ini harapan besar saya pada Munas BPL adalah lahir seorang pemimpin yang profesional dan tidak memandang kelompok A dan B.

Penulis:
Fungsionaris PA PBHMI.