Membahas mengenai mahasiswa tentunya yang terbayang dalam benak kita adalah anak-anak muda yang melanjutkan pendidikannya di perguran-perguran negeri maupun swasta, anak-anak muda yang bergerak sebagai agent of change/agent perubahan. Dijelaskan oleh Sarwono (1978) bahwa mahasiswa adalah orang yang terdaftar untuk dapat mengikuti pelajaran di dalam perguruan tinggi dengan batasan usianya 18-30 tahun.
Belajar, berprestasi, dan mengabdi merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan dalam setiap diri masing-masing mahasiswa. Ini relevan dengan visi dan misi perguruan tinggi di Indonesia, bahwa “Tri Dharma Perguruan Tinggi” mengharuskan dosen maupun mahasiswa melaksanakan pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengembangan, serta pengabdian kepada masyarakat.
Sejarah telah banyak mencatat sejak dahulu hingga kini gerakan mahasiswa selalu terlibat dalam setiap perjuangan, pergerakan dan kemajuan bangsa Indonesia. Gerakan mahasiswa termasuk dalam kategori gerakan sosial karena memiliki beberapa ciri khas (Hamka, 2000), antara lain : Gerakan mahasiswa diwadahi oleh organisasi, baik yang bersifat permanen untuk menjangkau kepentingan jangka panjang maupun gerakan temporer (anomic) yang berlangsung dalam jangka pendek; memiliki tujuan yang berbeda sebagai upaya untuk menyesuaikan dengan keanekaragaman organisasi; dilakukan dengan penuh kesadaran dan bukan semata-mata atas dasar ketidakpuasan dan emosi; memiliki ideologi yang bervariasi sesuai bentuk organisasi dan kondisi politik; tidak membentuk lembaga resmi seperti partai politik, namun lebih menekankan aksi-aksi kolektif yang inkonvensional untuk memujudkan tujuan gerakan; di dalam menggelar aksi protes kolektif, gerakan mahasiswa menampilkan isu yang strategis sebagai sarana untuk memobilisasi massa dan mengefektifkan aksi.
Secara sosiologis perubahan di sector sosial, ekonomi, politik, keamanan masyarakat akibat wabah Pandemi Covid-19 ini dikategorikan sebagai perubahan yang tidak direncanakan (unplanned-change). Artinya bahwa perubahan yang terjadi diluar rencana maupun dugaan manusia dan dapat menyebabkan timbulnya akibat-akibat sosial yang tidak diharapkan masyarakat.
Semua elemen masyarakat baik pemerintah, swasta dan mahasiswa bersatu melawan Covid-19. Di era new normal ini misalnya, para mahasiswa yang tergabung dalam Unit Kegiatan Mahasiswa Penalaran dan Riset Mahasiswa (Ukm Prima) Universitas Mataram hadir ditengah-tengah masyarakat dengan semangat mengimpelementasikan salah satu “Tri Dharma Perguruan Tinggi” yakni pengabdian kepada masyarakat. Dalam Undang-Undang Nomor 12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi, dijelaskan bahwa Pengabdian kepada masyarakat adalah kegiatan sivitas akademika yang memanfaatkan ilmu pengetahuan dan Teknologi untuk memajukan kesejahteraan masyarakat dan mencerdaskan kehidupan bangsa.
Kegiatan pengabdian yang berlangsung di Desa Lendang Are, Kec Kopang Kabupaten Lombok Tengah Prov NTB berlangsung selama lebih kurang satu bulan lamanya. Dengan mengangkat tema “Sinergitas Mahasiswa dengan Masyarakat Mewujudkan Desa Berdaya di Era New Normal”. Pengabdian yang berpokus pada pengembangan pariwisata dan ekonomi umkm, mendapatkan apresiasi dari masyarakat Desa Lendang Are. Ini dibuktikan dengan keterlibatan masyarakat setempat selama pengabdian berlangsung. Selain mempokuskan pada dua bidang itu, Ukm Prima Unram juga melakukan sosialiasasi protokol kesehatan Covi-19 kepada masyarakat setempat.
Berdasarkan perspektif fenomenologi Alfred Schutz tentang motif. Schutz membedakan dua tipe motif yakni pertama, because motive (motif sebab)yang melatarbelakangi manusia melakukan suatu tindakan. Kedua, in order to motive (motif tujuan) yaitu tujuan yang ingin dicapai manusia terkait dengan tindakan yang mereka lakukan.
Because motive mahasiswa melakukan pengabdian di Desa Lendang Are adalah membangkitkan potensi wisata dan pengembangan umkm desa setempat. Sedangkan in order to motive (motif tujuan) adalah berkembangnya potensi wisata dan berkembangnya ekonomi umkm Desa Lendang Are.
Dengan melakukan pengabdian kepada masyarakat dapat memperluas relasi sosial, mengamalkan dan mengimlementasi ilmu yang didapatkan dalam kelas,menambah kepekaan sosial dengan melihat keadaan masyarakat yang sebenarnya. Pengabdian yang dilakukan saat ini kedepannya perlu terus dilakukan, guna tetap menjaga hubungan mahasiswa dengan masyarakat dan stekholder Desa Lendang Are.
Penulis:
Abdul Ali Mutammima Amar Alhaq
Mahasiswa Sosiologi/Bpd Departemen Sosmas Ukm Prima Universitas Mataram