counter hit make

Kupi Amaq Serudin Bersaing di Tengah Gempuran Brand Kopi Modern

Pertumbuhan bisnis kopi di Pulau Lombok khususnya Kota Mataram kian pesat. Hal tersebut terlihat dari banyaknya kedai-kedai kopi yang bermunculan ditambah lagi banyaknya produk-produk kopi dalam kemasan baik brand lokal maupun nasional. Dari sekian banyak brand kopi beredar di Lombok, ada satu brand yang mampu mencuri perhatian dengan segala keunikan serta strategi pemasarannya yaitu Kupi Amaq Serudin.

Asal mula munculnya nama brand “Kupi Amaq Serudin” ini berawal dari viralnya seorang tokoh imajiner bernama Amaq Serudin yang diperankan oleh Rangga Ardhany, mampu menarik perhatian para pemirsa di tengah hiruk pikuk soal corona. Dimana dalam video tersebut Amaq Serudin berpenampilan sederhana dan apa adanya serta berbicara menggunakan dialek Sasak yang kental membahas tema-tema realita kehidupan sehari-hari masyarakat Sasak.

Viralnya nama Amaq Serudin ini menjadi langkah awal Rangga dalam menggunakan nama tersebut menjadi sebuah brand produk kopi bubuk hitam tradisional khas Sasak. Penggunaan brand yang terbilang cukup unik tersebut menjadi salah satu kekuatan tersendiri di tengah gempuran brand kopi modern khususnya di Pulau Lombok.

Kupi Amaq Serudin sendiri merupakan kopi bubuk hitam tradisional khas Sasak. Kopi tradisional ini telah melalui proses yang terbilang cukup tradisional juga, yakni menggunakan wajan tanah dengan kayu bakar sebagai bahan bakarnya. Setelah itu barulah berlanjut ke tahap packaging hingga delivery. Proses tradisional ini mampu menjaga citarasa khas Kupi Amaq Serudin yang berhasil memikat para pecinta kopi di Lombok.

Keunikan lain yang dimiliki oleh brand Kupi Amaq Serudin adalah dari sisi strategi pemasaran. Dalam wawancara singkat dengan Warta Mataram, Rangga menyebut bahwa strategi marketing yang ia gunakan cukup sederhana, yaitu menjaga silaturrahmi. Ia tetap menjalin silaturrahmi dengan berbagai kalangan, baik itu pengusaha, pejabat, tukang kayu, tukang parkir, buruh pasar, TKI di luar negeri hingga masyarakat NTB yang ada di luar daerah.

Sebagai penutup wawancara, Rangga Ardhany memberi motivasi kepada masyarakat yang ingin terjun ke dunia usaha namun belum memiliki keberanian. “Anakku, sesungguhnya jika ada kuburan yang paling luas di dunia ini, maka itu adalah Kuburan Rencana. Berapa banyak rencana yang masing-masing orang tidak kerjakan dan dikalikan saja dengan seluruh isi bumi ini,” kata Rangga menirukan nasehat dari TGH Hasanain Juaini, seorang tokoh masyarakat sekaligus pimpinan dan pembina Pondok Pesantren Nurul Haramain, Narmada.