Wartamataram.com, Mataram – Ajang Kreativitas Siswa dalam Seni (AKSI) OSIS SMAN 2 (SMANDA) Mataram dihadiri band papan atas. Mengusung tema “AKSI SMANDA Reunion 2022” pengurus OSIS SMAN 2 Mataram periode 2022/2023 cukup berani menghadirkan Sheila On 7 pada hari Rabu (04/01/23), di Lombok Epicentrum Mall (LEM). Gelaran itu merupakan acara puncak dari rangkaian kegiatan AKSI yang juga diisi kegiatan lomba dan keterampilan lainnya.
Ketua OSIS SMAN 2 Mataram, Khalisa Aulya Naila, dan koordinator event, Natasya Aulia Putri, mengucapkan terima kasih dan apresiasi kepala sekolah yang telah memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada pengurus OSIS mengembangkan kreativitas seni siswa, khususnya dalam hal seni musik.
Dari sisi pengamanan, Kabag Ops Kompol I Gede Sumadra Kerthiawan S.H., M.H menyampaikan bahwa untuk menjaga keamanan di LEM, personel telah di-ploting di titik-titik kerawanan, tentunya dengan dibantu oleh instansi terkait.
“Pengamanan dilakukan mulai dari pengaturan di jalan, pengamanan di area pintu masuk dan lokasi parkir serta potensi gangguan lainnya,” ujar Kompol Gede.
“Para pengunjung yang memasuki kawasan konser melakukan pemeriksaan untuk mengantisipasi barang-barang berbahaya,”ucapnya.
“Terkait dengan kegiatan konser Sheila On 7 malam hari ini berjalan cukup kondusif, antusias penonton pun diperkirakan hampir mencapai 7 ribu penonton dan jumlah personil yang kita 100 personil gabungan Polres maupun Polsek. Kegiatan berakhir pukul 22.10 wita, jadi untuk situasi sampai saat ini aman terkendali tidak ada hal-hal yang menonjol ataupun para penonton yang pingsan atau yang lainnya,” jelasnya.
Namun, apakah benar konser berlangsung selancar itu? Ini tanggapan beberapa netizen yang dikutip dari channel youtube L AdamNur SaSak:
“EO nya baru belajar, soundnya aja kyk sound pengamen keliling,” tulis Kusumayadi Martadinata. Komentar itu langsung direspon oleh pemilik channel tersebut, “wkwkwkwk…bner bgt…kasian artisnya bro….”
“Panggung kebakar meton, wktu ngaret beberapa lagu gk smpat dinyanyikan,” tulis Mehendra Setiawan pada channel youtube yang sama.
Beragam komentar pun menghiasi media sosial instagram, seperti yang diketik oleh @arbain_bachtiar, “Sangat kecewa dengan konser sheila tadi malam, soundnya jelek seperti sound konser amtenar.. lightingnya biasa aja, openingnya tidak ada, tiket banyak palsu, ndak punya tiket pun orang bisa masuk klo ada orang dalam dan ada insiden kembang api nyambar gitarnya eross yg bikin konser jadi berhenti..Beda kelas sama konser Noah kemarin. Sangat jauh beda.”
Akun @liaast._ berkomentar cukup pedas, “Lbih keee konser terrr buruk sih gak ada namanya nostalgia..dri awal sampe akhirrr bad bgt, ancuuuurrr bgt. Mungkin yg nostalgia cuma orang” yg biasa dgrin sound kecimol jdi b aja gak ada mslh di sound nya buat org yg mrasa ternostalgia.”
Kabar lain menyebutkan bahwa Lombok Epicentrum Mall disomasi warga akibat menggelar konser musik yang mengganggu warga sekitar.
Dua warga melalui kuasa hukumnya, Dr. Umaiyah, SH., MH., telah mengajukan somasi kepada manajemen Lombok Epicentrum Mall yang sering menggelar konser musik dan mengganggu ketenangan warga.
Umaiyah mewakili kliennya seorang warga Tanah Aji Mataram, Punia, Abdul Malik dan seorang dokter sebuah rumah sakit di dekat Epicentrum Mall, dr. Edi Prasetyo Wibowo.
Warga merasa kesal Lombok Epicentrum Mall sering menggelar konser dan mengganggu aktivitas masyarakat.
“Klien saya merasa sangat terganggu dengan konser-konser musik yang sering digelar di Lombok Epicentrum Mall. Suara bising mengganggu ketenangan warga dan mengganggu pasien di rumah sakit,” kata Umaiyah, pada Rabu (04/01).
Tidak hanya itu, getaran musik konser membuat rumah warga bergetar dan mengganggu aktivitas masyarakat di sekitar Epicentrum Mall.
General Manager LEM, Salim Abdat, yang dikonfirmasi terkait berita ini, belum menanggapi. Awak media juga telah mendatangi Kantor PT Sriwijaya Pripindo Utama (Epicentrum Mall) untuk meminta konfirmasi, namun karyawan belum dapat memberikan konfirmasi karena somasi tersebut belum dibahas manajemen.
“Masih akan kami rapatkan dulu. Sekarang tidak bisa kita klarifikasi karena belum dikomunikasikan oleh manajemen,” kata seorang karyawan PT Sriwijaya Pripindo Utama. (*)