Wartamataram.com, Mataram – Desa Lenek Baru yang berada di Kabupaten Lombok Timur merupakan salah satu desa yang memiliki beragam jenis UMKM, salah satunya UMKM kain tenun atau tenun gedogan.
Pak marno, sapaan akrabnya, adalah Ketua kelompok pengerajin kain tenun yang ada di Desa Lenek Baru. Ia menyebut tenun gedogan merupakan warisan industri tradisional Lombok yang masih dipertahankan oleh generasinya hingga kini.
Ia mengaku, “Seiring berjalannya waktu, pengrajin tenun sedang dihadapkan ketatnya persaingan di kancah nasional maupun internasional.”
Ia bercerita alasan kenapa kain tenun tersebut disebut dengan istilah “tenun gedogan”.
“Prosesnya pembuatannya, peralatannya dan perlengkapannya masih dengan cara sangat sederhana dan tradisional. Seperti batang (krangka alat tenun), cakca, penggulung, lekut, terupung, pelitung, belida, semuanya dibuat dan dibakukan langsung dari nenek moyangnya,” urainya.
Dulunya, kain tenun hanya merupakan kerjaan sampingan masyarakat karena hasil tenunnya hanya untuk memenuhi kebutuhan pakaian dan kegiatan kebudayaan masyarakat setempat. Namun, seiring berjalannya waktu, kain tenun tersebut dikomersilkan akibat dari banyaknya masyarakat yang berminat.
Lanjutnya, “Kain tenun tradisional ini sedang dihadapkan oleh pesatnya perkembangan industri tekstil. Dimana perusahaan, baik di luar daerah maupun di luar negeri, sudah mampu menciptakan kain tenun yang serupa dengan harga yang lebih terjangkau. Namun, menurutnya, pengrajin kain tenun di desanya tersebut masih mampu bertahan karena tenun gedogan sudah menjadi ciri khas daerah.”
Dihubungi di tempat terpisah, Adhe Satria Wijaya, selaku Ketua kelompok KKN tematik Unram Desa Lenek Baru periode 2022-2023, berharap kelestarian industri tradisional, khususnya kain tenun gedogan, ini mampu dipertahankan secara konsisten agar terus berkembang, tidak terdegradasi oleh industri-industri baru. (*)
