counter hit make

Kasus Subang, dr Hastry: Kalau lihat jenazah korban, pelakunya adalah…

Dr Hastry. Foto Ist.

Pakar Forensik Kombes Pol dr Hastry Purwanti kembali memberikan penegasan, bahwa kasus pembunuhan yang menewaskan ibu dan anak di Subang, Jawa Barat akan terus diusut hingga benar-benar tuntas. Sejauh ini, kata dia, tim penyidik sudah mengumpulkan banyak temuan untuk mengungkap siapa pelaku sebenarnya.

dr Hasty menjelaskan, jika diamati dari kondisi jenazah korban, dia yakin, pembunuhnya bukan hanya satu orang, melainkan lebih. Itulah mengapa, untuk mengusutnya, perlu kehati-hatian ekstra.

“Kalau lihat jenazah (korban), saya sering menghadapi kasus (pembunuhan). Biasanya, pelakunya adalah lebih dari satu dan korbannya melakukan perlawanan,” ujar dr Hastry dikutip Hops dari Deskjabar, Kamis 23 Desember 2021.

Rumah Tuti dan Amalia di Subang.
Rumah Tuti dan Amalia di Subang.

Bukan hanya itu, dr Hastry juga memastikan, kasus tersebut merupakan pembunuhan berencana. Setidaknya, kesimpulan tersebut diambil dari bukti-bukti yang telah ditemukan di lokasi kejadian.

“Biasanya kalau pembunuhan berencana dilakukan oleh lebih dari satu orang,” terangnya.

dr Sumy Hastry menduga, sebenarnya target operasi pembunuh ibu dan anak di Subang bukan dua orang, melainkan hanya satu. Namun, pembunuh menghabisi korban lainnya untuk menghilangkan jejak.

“Mungkin dari dua jenasah hanya satu yang jadi target, tapi yang satu kenapa ikut meninggal padahal bukan target operasi, mungkin pelaku ingin menghilangkan jejak sehingga sekaligus mengeksekusinya,” ungkapnya.

Dr Hastry saat berbicara soal kasus Subang. Foto: Capture.
Dr Hastry saat berbicara soal kasus Subang. Foto: Capture.

Lebih jauh, dr Hastry mengingatkan, seandainya ada kejadian serupa di masa depan, yakni pembunuhan di rumah korban, maka orang terdekat tak boleh mendekat ke TKP—apalagi sampai memindahkan jasadnya. Sebab, kata dia, hal tersebut akan menyulitkan proses penyidikan.

“Biarkan apa adanya, jangan dipindahkan, jangan diangkat. Memang kasihan, tapi ini akan menjadi kesulitan kita nanti saat olah TKP melakukan pada tubuh jenazah yang sudah berubah,” tuturnya.

“Tetapi jangan pula missal jenasah ditutup, karena bisa saja saat dibuka ada jejak yang kehapus oleh tutupnya tersebut,” kata dia menambahkan.

Artikel dari Hops.ID

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *