
Kapal perang Kerajaan Inggris, HMS Richmond baru-baru ini melakukan operasi di perairan dekat Korea Utara, yakni Laut China Timur. Hal itu dilakukan guna mendukung upaya sanksi PBB terhadap Korea Utara, terkait senjata pemusnah massal dan program rudal balistiknya. Diketahui karena sanksi tersebut, PBB melarang pasokan bahan bakar atau produk minyak sulingan ke Korea Utara.
Berangkat dari UK Carrier Strike Group, yang saat ini dikerahkan ke Indo-Pasifik, HMS Richmond menangkap bukti adanya kapal yang tampaknya melanggar sanksi PBB tersebut dan mengumpulkan informasi tentang kapal-kapal lain. Kapal Kerajaan Inggris juga memberikan bukti berupa foto dan video ke UN Enforcement Coordination Cell (ECC).
Operasi HMS Richmond, yang selesai pada awal bulan ini, adalah yang pertama dilakukan sejak 2019, di mana sebuah kapal Angkatan Laut Kerajaan Inggris mendukung kegiatan pemantauan dan penegakan sanksi PBB.

Menteri Pertahanan Kerajaan Inggris, Ben Wallace mengatakan bahwa penempatan HMS Richmond di Laut China Timur dilakukan untuk mengidentifikasi kapal-kapal yang diduga melanggar sanksi PBB dan melacak kapal-kapal yang sebelumnya tidak diidentifikasi, kepada ECC.
Dia juga menyebut, operasi tersebut telah menggagalkan ambisi Korea Utara untuk memperoleh senjata pemusnah massal.
“Ambisi Korea Utara untuk memperoleh Senjata Pemusnah Massal membuat kawasan itu tidak stabil dan menjadi ancaman bagi dunia. Kegiatan vital ini, bagian dari pengerahan Carrier Strike Group ke wilayah tersebut, telah menggagalkan ambisi tersebut,” ujar Wallace, dikutip dari situs resmi Kerajaan Inggris, Senin 27 September 2021.
Sementara itu, Perwira Komandan, Komandan Hugh Botterill MBE mengatakan bahwa berpartisipasi dalam aktivitas penegakan UNSCR telah menjadi momen penting dalam penyebaran CSG 21.

“HMS Richmond bangga telah berpartisipasi dalam upaya untuk membatasi program senjata pemusnah massal Korea Utara, melaporkan kapal yang diminati dan memberikan citra berharga dan data kontak,” kata dia.
“Tim saya menemukan beberapa kapal dari berbagai negara yang tampaknya bertindak bertentangan dengan sanksi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa, dan menemukan, melacak, serta mendekati sejumlah kapal yang sebelumnya tidak diidentifikasi ke ECC PBB,” lanjut Botterill.
Selama sebulan terakhir, UK Carrier Strike Group telah melakukan serangkaian latihan dengan Jepang, Amerika Serikat, dan Republik Korea, secara terpisah untuk mendukung penegakan sanksi PBB.
Sebagai tanda komitmen Inggris untuk Indo-Pasifik, Angkatan Laut Kerajaan juga baru-baru ini mengirim dua kapal perang, yakni HMS Spey dan HMS Tamar ke wilayah tersebut untuk kian menghadirkan kekuatan di wilayah tersebut.
Artikel dari Hops.ID