Selalu ada jalan bagi orang yang mau berusaha dan bekerja keras. Itulah yang dibuktikan Kepala Lingkungan Gegutu Barat, Kelurahan Rembiga, Hairimawan.
———————————————————————————
Februari 2020 lalu menjadi musibah sekaligus awal keberkahan bagi Awan, sapaan karib Kaling Gegutu Barat. Pria yang bekerja di salah satu perusahaan minuman kemasan ini secara terpaksa dirumahkan sementara oleh perusahaan tempatnya bekerja. Sebagai akibat dari terdampaknya perusahaan oleh pandemi Covid-19.
“Selain jadi kepala lingkungan, saya jadi sales produk minuman. Tapi begitu pandemi, saya diistirahatkan perusahaan,” kenangnya.
Kondisi ini tentu tak pernah diprediksi oleh Awan. Di satu sisi, honor kaling tidak bisa mencukupi kebutuhan istri dan anaknya. Sehingga ia memutar otak bagaimana mencari penghasilan agar bertahan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Sayangnya, mencari pekerjaan lain ketika itu juga sangat sulit.
Inilah yang membuatnya berinisiatif mencoba peruntungan menekuni dunia usaha dengan modal kecil-kecilan. “Saya ikut kursus membuat menu ayam geprek. Kemudian saya buat usaha di rumah saya. Kasih nama Jagonya Ayam Geprek,” tuturnya pada Lombok Post.
Ia memasarkan geprek jualannya dari rumah ke rumah. Memanfaatkan media sosial dan promosi dari tetangga, kerabat, serta teman-temannya. Akhirnya ayam geprek buatan Kaling Gegutu Barat ini mulai dikenal.
Setelah berjalan sekitar satu bulan di rumah ia melihat ada peluang untuk membuat warung di lokasi lahan yang tidak dipakai di pinggir Jalan Jenderal Sudirman Rembiga. Akhirnya lahan kosong tersebut disewanya bersama beberapa warga atau pengusaha lain.
“Kami sepuluh orang menyewanya untuk tempat jualan. Kebetulan kami juga bernasib sama. Dirumahkan oleh perusahaan tempat kami bekerja,” terangnya.
Tak disangka, lahan kosong tersebut akhirnya berubah menjadi pusat kuliner yang setiap hari didatangi warga. Mereka membeli ayam geprek buatan Kaling Gegutu Barat hingga makanan lain yang dijual di sana. “Alhamdulillah sekarang itu ramai. Bahkan rata-rata sudah ada saja karyawannya,” ucapnya penuh syukur.
Harga ayam geprek yang terjangkau Rp 12 ribu per porsi dan Rp 15 ribu komplet es teh membuat warga beramai-ramai membeli ayam geprek buatannya setiap hari. Terhitung ratusan porsi laku setiap hari. Karena Awan rajin promosi via facebook, WhatsApp dan yang lainnya.
“Kami juga ikut aplikasi Grab dan Go-Jek,” tuturnya.
Menu Sambal Jagoan Ayam Geprek Kaling Gegutu Barat menjadi daya tarik tersendiri. Pilihan sambal bawang, terasi, kacang original hingga sambal hitam menjadi favorit langganaalnnya. Akhirya ia pun mundur secara resmi dari pekerjaannya sebagai sales minuman dan menekuni usaha ayam gepreknya.
“Selain jual di warung, kami juga menerima orderan acara ulang tahun atau acara lain. Bisa juga pesan antar dengan menghubungi kontak kami di nomor 081805965147,” ucapnya.
Pelanggan kian ramai ketika akhir pekan atau Sabtu-Minggu. “Kadang tembus 150 paket lebih yang terjual,” sambungnya.
Sebagai bentuk syukurnya, kadang Kaling menggratiskan es teh bagi pelanggan. “Karena dari musibah (dirumahkan perusahaan akibat Covid-19) bisa menjadi berkah untuk membuka usaha,” syukur bapak dua anak ini.
Ia meyakini jika seseorang sudah bekerja keras, pasti selalu ada jalan pintu rezeki yang diberikan Tuhan. Karena usaha tidak pernah menghianati hasil. “Harus tetap semangat bekerja keras dan tidak boleh mudah putus asa,” pesannya. (hamdani wathoni/r3)
Source: Lombok Post