counter hit make

Gubernur Optimis Provinsi NTB akan Panen Jumlah Pasien Sembuh Covid-19

Berita Mataram – Pemerintah Provinsi NTB bersama seluruh Pemerintah Kabupaten/Kota terus berjuang mencegah dan menangani penyebaran Covid-19 di Provinsi NTB. Berdasarkan rilis terakhir Gugus Tugas Covid-19 Provinsi NTB, dinyatakan 251 orang telah sembuh. Angka tersebut tentu sudah melebihi jumlah angka pasien positif dalam perawatan yaitu sebanyak 152 orang.

Mengutip pernyataan Gubernur NTB Dr. H. Zulkieflimansyah dalam laman media sosial Facebook pribadinya, ia sangat mengapresiasi Gugus Tugas Covid-19 dan tenaga medis yang telah berjuang dan menangani kasus Covid-19 dengan sangat baik. Gubernur juga memprediksi dalam waktu dekat angka sembuh juga semakin meningkat drastis.

“Penanganan pandemi di NTB sudah sangat baik dan terkendali. Kalau tidak ada aral merintang, kita segera akan panen jumlah orang yang sembuh dalam jumlah sangat banyak di NTB ini. Insya Allah,” imbuh Gubernur Zul.

Dikatakannya, tren angka kesembuhan akan terus ditingkatkan. Sehingga pemerintah tidak akan mengambil risiko dengan sedikit melonggarkan kebijakan ketat yang telah jalankan. Sebab jika dilonggarkan nantinya dikhawatirkan akan muncul kluster baru yang mengharuskan memulai proses pengendalian pandemi dari awal kembali.

Terkait imbauan salat Idul Fitri, Gubernur Zul mengakui semua pihak tentu ingin menyelenggarakan di lapangan terbuka atau Masjid seperti biasa. Mengumandangkan Takbir, mengagungkan kebesaran Allah setelah melaksanakan Ibadah Puasa Ramadhan. Kemudian usai Salat Ied, ada salam-salaman, bertemu dengan keluarga dan sahabat lama. Rindu dan nostalgia bercampur menjadi satu. Namun hal ini harus terpaksa ditiadakan dan dialihkan di rumah masing-masing untuk mencegah penyebaran Covid-19 lebih luas.

“Ini tentu terasa sekali bagi mereka yang pulang kampung, momen yang sangat indah dan tak akan terlupakan. Datang ke mall, ke toko-toko pakaian dan lain-lain juga bagian tak terpisahkan dari momentum Idul Fitri yang selalu kita rayakan. Jadi wajar kalau kemudian banyak yang bertanya, kenapa harus Shalat Ied di rumah dan bukan di lapangan? Kenapa Mall dan toko-toko harus di tutup? Kita terpaksa mengambil keputusan yang berat ini selain karena arahan pemerintah pusat juga karena hasil musyawarah dengan MUI, Kementerian Agama, TNI, Polisi, Kabinda, Gugus Tugas Penanganan Covid NTB serta pihak lainnya,” jelas Gubernur.

Selain itu, Gubernur juga menyadari bahwa meninggalkan kebiasaan salat Ied bersama di lapangan sangatlah berat. Namun jika mengingat berbagai kemungkinan terburuk yang mungkin terjadi, “Pil Pahit” untuk memohon agar Salat Ied di rumah dan menutup sementara tempat-tempat yang memungkinkan hadirnya kerumunan memang terpaksa harus dijalani.

“Contoh sederhana saja, yang positif Corona di tempat kita kini sudah lebih dari 400 orang. Dari hasil tracing kami, 400 orang ini sudah berinteraksi dengan lebih dari 5 ribuan orang. Ya, mereka sudah berinteraksi dengan lebih dari 5 ribuan orang dan 5 ribuan orang ini Tanpa Gejala apa-apa dan kini tersebar di seluruh Kabupaten/Kota kita di seluruh provinsi kita. Tentu kita tak ingin ini terjadi, tapi terbayang tidak, apa yang akan terjadi jika kerumunan tak bisa kita elakkan dan dari 5 ribuan ini ada yang menularkan kepada yang lain yang ikut berkumpul di berbagai tempat di seluruh desa-desa dan kecamatan di Provinsi yang kita cintai ini,” terangnya.

Kekhawatiran itu ditambah dengan baru pulangnya sekitar 4 ribu Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal NTB yang sudah habis masa kontrak dari berbagai negara. “Karenanya dengan berat hati dan terpaksa, kami memang harus meminimalisir berbagai hal yang memungkinkan kerumunan itu terjadi,” tambah Gubernur.

Ditegaskannya, selain karena arahan dari pemerintah pusat, berbagai persoalan dan kekhawatiran inilah yang sesungguhnya menjadi alasan utama Pemprov NTB mengambil keputusan untuk memohon dan mengimbau masyarakat agar Salat Ied dapat dilakukan di rumah. Termasuk menutup sementara mall dan toko-toko pakaian.

“Kami sadar, tidak mungkin kami melarang saudara-saudara kami yang ingin melaksanakan Shalat bersama-sama di lapangan. Kami hanya memohon untuk menghindari berbagai kemungkinan yang buruk terjadi. Kita semua melaksanakan Shalat Ied di rumah saja. Kami berdoa semoga yang melaksanakan dijauhkan dari wabah dan musibah sehingga daerah kita segera pulih dari Pandemi Covid-19 ini. Semoga Allah memaafkan kita semua dan Allah akan segera hadirkan keberkahan dan ketenangan di Tanah Air kita ini. Amiin,” tutup Gubernur. (Humas NTB)