Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB), Lalu Muhamad Iqbal, mengimbau para pengusaha properti untuk lebih memperhatikan aspek lingkungan dalam pembangunan perumahan. Hal ini disampaikan guna mencegah terjadinya bencana alam di masa depan.
“Dalam pembangunan perumahan ke depan, kita sudah melihat akibat dari pembangunan yang tidak bertanggung jawab dan merugikan masyarakat sekitar. Oleh karena itu, saya tekankan bahwa pembangunan perumahan harus ramah lingkungan,” ujar Gubernur Iqbal saat menghadiri acara KPR Merdeka di Mataram pada hari Sabtu.
Gubernur Iqbal menekankan agar proyek perumahan tidak lagi dibangun di bantaran sungai atau area yang secara ekologis rawan bencana. Ia menyoroti bahwa lahan hijau yang dibeton dapat menimbulkan banjir dan longsor karena tanah sulit menyerap air hujan, dan risiko bencana ini ditanggung oleh pemerintah serta masyarakat sekitar.
“Pemerintah ingin setiap perumahan menjadi bagian yang utuh bagi ekosistem sosial di NTB, sehingga masyarakat dapat tumbuh bersama baik di dalam maupun di luar perumahan,” tambah Iqbal.
Peristiwa banjir besar pada 6 Juli 2025 di Kota Mataram menjadi peringatan serius. Hujan lebat selama enam jam mengakibatkan banjir di enam kecamatan, berdampak pada lebih dari 30 ribu orang. Sungai Ancar, Sungai Brenyok, dan Sungai Unus yang meluap merendam banyak kawasan, terutama di pemukiman padat penduduk seperti Perumahan Riverside di Kecamatan Cakranegara.
Image Source: Antara
