Berita Mataram – Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) meresmikan program Bahan Bakar Minyak (BBM) satu harga. Peresmian berlangsung di Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) Ampenan – Kota Mataram pada Sabtu, 12 Desember 2020.
Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah dalam sambutannya mengapresiasi BPH Migas atas peresmian BBM satu harga di Terminal BBM Ampenan. Menurut Gubernur, hal ini akan membantu masyarakat memperoleh BBM dengan harga terjangkau, yakni premium Rp6.450/liter, dan Rp5.150/liter untuk solar. Sehingga, diharapkan tidak ada lagi penyalur BBM ilegal.
“Kami berterimaksih kepada Pertamina dan BPH Migas yeng telah memilih NTB sebagai Launching 44 lembaga penyaluran BBM satu harga ini,” ungkap Gubernur yang populer disapa Bang Zul tersebut.
Kedepan, harap Gubernur, BBM satu harga tersebut hadir di pulau-pulau kecil di provinsi NTB. Gubernur mencontohkan, di pulau Moyo dan pulau Medang, para nelayan harus menyeberang hingga lima jam untuk mendapatkan BBM.
“Mudah-mudahan BBM satu harga ini secepatnya hadir di Pulau Moyo dan Pulau Medang yang merupakan daerah terpencil di provinsi NTB,” harap Gubernur di hadapan Kepala BPH Migas.
Sementara itu, Kepala BPH Migas RI, Dr.Ir. M. Fahrullah Asa, MT mengapresiasi komitmen Gubernur NTB untuk menyebarkan BBM satu harga hingga ke pulau-pulau terpencil di provinsi NTB. Menurut Bang Ifan, sapaan Kepala BPH Migas, seperti itulah sejatinya seorang pemimpin, mendahulukan kepentingan masyarakat.
“Kami sepakat, BBM satu harga memang harus hadir hingga ke pulau-pulau terpencil,” ungkap bang Ifan.
BBM satu harga ini, tambah bang Ifan, merupakan salah satu cara mewujudkan keadilan dalam rangka menggerakkan pertumbuhan ekonomi. Untuk itu, BBM satu harga tersebut hadir di kawasan 3T yaitu di kawasan Terluar, Terdepan dan Terpencil.
“BBM satu harga ini harus kita wujudkan, Alhamdulillah hari ini, kita resmikan 44 lokasi BBM satu harga, 4 di antaranya di provinsi NTB,” ungkapnya.
Jadi, cita-cita Gubernur NTB tadi, lanjutnya, merupkan cita-cita kita bersama. Ia tidak menghendaki, jika BBM subsidi ini justru dijual ke pihak industri. Sebab, program BBM satu harga ini hadir untuk membantu masyarakat kecil.
“BBM subsidi jangan sampai dijual ke pihak industri, karena ini hak masyarakat kecil seperti nelayan. Kami berharap dengan membeli BBM satu harga ini, maka keuntungan para nelayan lebih besar lagi, sehingga mereka balik ke rumah dengan hati yang lebih bahagia lagi,” kata Ifan.
Di NTB sendiri ada empat lembaga penyalur program BBM satu harga yang baru saja diresmikan, yaitu, di Lambu Kabupaten Bima. Dua lokasi di Kabupaten Lombok Barat, Lingsar dan Kuripan dan terakhir di Jereweh Kabupaten Sumbawa Barat.