Penyakit kanker ovarium sering terjadi pada wanita. Kanker ini selalu muncul di bagian jaringan indung telur dengan perubahan sel yang tidak normal dan berlebihan. Menurut penelitian, kanker ovarium sering terjadi pada wanita yang sudah memasuki periode pascamenopause. Penyakit kanker seperti ini kerap dialami oleh wanita yang memiliki riwayat genetika pada keluarga yang sudah terjangkit. Biasanya gejala kanker ovarium tidak terdeteksi dengan mudah pada saat memasuki tahapan ringan. Namun, gejala yang paling dirasakan biasanya terjadi di tahapan lanjutan atau stadium yang cukup tinggi. Hal ini yang membuat para penderita penyakit ini harus segera melakukan pemeriksaan.
6 gejala kanker ovarium yang wajib diwaspadai
Biasanya beberapa gejala kanker ovarium baru bisa terdeteksi saat memasuki fase lanjutan. Ini yang membuat para wanita yang mengalami penyakit ini jarang mendapatkan perawatan saat memasuki stadium dasar. Bahkan, sebagian besar dari gejala yang terjadi juga hampir sama seperti pada penyakit lainnya. Ini yang membuat banyak dokter selalu menyarankan untuk melakukan pemeriksaan bila mengalami banyak gejala kanker sekaligus dalam waktu yang cukup lama. Berikut ini ada beberapa gejala kanker ovarium yang wajib diketahui seperti:
1. Mual hingga sakit perut dalam waktu yang cukup lama
Ini adalah gejala kanker ovarium ringan yang paling dirasakan oleh penderita. Biasanya penderita akan mengalami mual hingga sakit perut berkelanjutan. Namun, sakit yang dialami akan berlangsung dalam waktu yang cukup lama. Bahkan, sebagian dari penderita juga akan mengalami muntah hingga pingsan karena sakit yang tidak tertahankan. Gejala seperti ini sering terjadi meskipun tidak berada dalam masa menstruasi.
2. Mengalami pembengkakan pada bagian perut
Sebagian besar dari penderita juga akan mengalami pembengkakan pada bagian berut. Pembengkakan ini memang tidak biasa karena bentuk yang tidak simetris. Selain itu, ukuran dari pembengkakan juga kadang berubah tergantung dari kondisi tubuh. Rasa nyeri selalu dirasakan pada bagian perut yang mengalami pembengkakan itu.
3. Sering buang air kecil
Gejala ini juga sering dialami para penderita. Bahkan, frekuensi buang air kecil tidak sebanding dengan konsumsi air minum. Hal ini yang menyebabkan bagian dari organ intim kadang merasakan perih pada saat buang air kecil untuk jumlah yang berlebihan. Bahkan, sebagian dari organ intim juga kadang harus mengalami kondisi kering karena selalu mengalami pembersihan dengan air atau sabun setelah buang air.
4. Rasa nyeri berlebihan saat berhubungan intim
Sebagian besar wanita juga sering mengalami hal ini. Gejala ini sering muncul saat atau setelah berhubungan intim. Rasa nyeri itu terdapat pada bagian mulut organ intim hingga perut. Ini juga yang membuat banyak wanita mulai enggan untuk melakukan hubungan intim karena rasa nyeri yang terlalu berlebihan.
5. Organ intim yang mengeluarkan darah
Pada fase atau tingkatan yang lebih tinggi lagi biasanya organ intim pada penderita juga mengeluarkan darah. Hal ini sangat berbeda dibandingkan dengan periode menstruasi. Pada saat mengeluarkan darah biasanya disertai dengan rasa nyeri. Kondisi seperti ini juga berlangsung untuk waktu yang cukup lama meskipun darah yang dikeluarkan tidak banyak.
6. Perubahan siklus menstruasi yang tidak biasa
Gejala ini sering muncul pada wanita yang belum memasuki menopause. Sebagian besar dari wanita yang mengalami gejala ini akan mengalami perubahan siklus yang tidak biasa. Bahkan, ini juga terjadi untuk waktu yang dianggap cukup lama.