counter hit make

DP2KBP3A NTB Berhasil Gagalkan Dua Pernikahan Anak

MATARAM— Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DP2AP3KB) NTB bergerak cepat menindaklanjuti laporan pernikahan anak. Dua anak asal Lombok Tengah (Loteng) dan Lombok Barat (Lobar) berhasil dicegah ketika akan menjalani perkawinan.

”Sudah kita belas (dipisah), waktunya bersamaan itu,” kata Kepala Hj Husnanidiaty Nurdin, Kamis (20/5/2021).

Upaya perkawinan anak menggunakan modus serupa. Korban dari Lobar dibawa lari pasangan laki-lakinya, yang rentang umurnya jauh di atasnya. Sementara di Loteng, laki-lakinya masih berusia 18 tahun. Namun, upaya tersebut berhasil digagalkan DP2AP3KB di provinsi maupun kabupaten.

Eny, sapaan karibnya mengatakan, proses belas dilakukan Rabu (19/5/2021). Tim bergerak setelah mendapat informasi dari masyarakat. Juga dari keluarga yang tidak menerima anaknya dibawa lari.

”Yang dari Lobar itu dibawa lari ke desa tetangga. Tapi alhamdulillah semuanya berhasil kita cegah. Berkat bantuan dari camat dan pihak desa juga,” tuturnya.

Kedua korban diketahui masih pelajar. Anak dari Lobar saat ini masih di kelas VII menengah pertama. Adapun yang di Loteng bersekolah di salah satu madrasah. Setelah dibelas, kedua anak dititipkan di UPT milik DP2AP3KB.

Kata Eny, ada permintaan dari anak untuk dicarikan sekolah baru. Karena itu, sambil menunggu, korban sementara akan tinggal di UPT dan diawasi petugas. ”Kalau sudah ketemu sekolah baru, bisa kembali ke rumah. Untuk anak dari Loteng juga begitu, rencananya kita pindahkan ke ponpes di Lobar,” jelas Eny.

Dua anak yang dibelas ini, menambah panjang daftar keberhasilan pencegahan perkawinan anak. Selama Januari hingga minggu ketiga Mei ini, DP2AP3KB mencatat ada 11 kasus perkawinan anak yang digagalkan.

Jumlah tersebut jauh lebih tinggi dari catatan 2020 yang hanya lima kasus saja. Eny menyebut, keberhasilan ini tak lepas dari peran masyarakat. Terutama aparatur di tingkat dusun. ”Kita bersyukur. Artinya apa, banyak juga orang tua dan masyarakat yang berani melapor ke sini,” ujarnya.

Asisten I Setda NTB Hj Baiq Eva Nurcahyaningsih mengatakan, pemprov memfasilitasi anak-anak yang berada di UPT. Mulai dari kebutuhan harian hingga sekolah baru untuk para korban. ”Kita dorong mereka untuk tetap bersekolah. Jadi kalau memang mau pindah sekolah, itu nanti dicarikan,” kata Eva. (dit/r5)