counter hit make

Dosen Perikanan Unram ajak masyarakat budidaya ikan dalam ember, caranya mudah..!

kicknews.today – Ikan adalah bahan pangan yang berkualitas tinggi dan sangat bermanfaat bagi kesehatan tubuh. Akan tetapi, manfaat dari daging ikan hanya akan diperoleh apabila dikonsumsi dalam keadaan segar. Dalam kondisi yang tidak segar (busuk), kandungan gizi yang ada pada daging ikan menjadi rusak.

Bedasarkan hal tersebut, Andre Rachmat Sabra, Dosen pada program studi Budidaya Perairan Universitas Mataram mengajak masyarakat lingkungan Tangsi Kecamatan Ampenan untuk melakukan kegiatan budidaya ikan di dalam ember (budikdamber).

Kegiatan tersebut sangat berguna agar masyrakat dapat memperoleh asupan ikan segar setiap saat. Apabila setiap rumah memiliki fasilitas budidaya ikan dengan wadah ember ini, kapan saja yang diinginkan pada masa panen, masyarakat bisa mengambil ikan langsung dala keadaan segar dari wadah ember masing-masing.

Untuk menunjang keberhasilkan kegiatan budidaya ikan di dalam ember (budikdamber), ada beberapa hal yang perlu dilakukan, yaitu mempersiapkan alat dan  bahan, melakukan perakitan ember, mengelola pakan, mengelola kualitas air, dan manajemen panen. Alat dan bahan yang diperlukan dalam kegiatan ini meliputi ember berkapasitas 150 liter, ikan lele berukuran 5-7 g/ekor, pakan ikan lele komersil, bibit kangkung, pipa, kawat, gelas plastik berukuran 200 ml, bor dan grinda, seser, dan aerator.

Pakan yang digunakan adalah pakan ikan lele komersil dengan kandungan protein berkisar antara 31-33 %, lemak 3-5 %, serat 4-6 %, kadar abu 10-13 %, dan kadar air 11-13%. Harga pakan ini berkisar antara 10-11 ribu per kilogram. Jumlah pemberian pakan yang digunakan adalah 3 % dari biomass ikan lele.

Frekuensi pemberikan pakan adalah 3 kali hari, yaitu pada pukul 07.00, 14.00, dan 21.00. Pergantian air dilakukan 1 kali dalam kurun waktu yang berkisar antara 2-5 hari. Pada masa awal pemeliharaan ikan, yaitu ketika ikan masih berukuran kecil (5-7 cm), pergantian air dilakukan dalam kurun waktu yang lebih lama.

Sebaliknya, pada masa akhir pemeliharaan ikan, yaitu ketika ikan telah berukuran besar, ritme pergantian air dilakukan dalam kurun waktu yang lebih singkat. Panen ikan pada sistem budidaya menggunakan ember dapat dilakukan dalam kurun waktu 2-3 bulan pasca pemeliharaan dimulai.

Jangka waktu tersebut dapat terjadi apabila bibit awal ikan lele yang digunakan memiliki ukuran yang berkisar antara 5-7 gram/ekor. Selama masa pemeliharaan, ikan yang berukuran lebih besar dapat dipanen terlebih dahulu. Ikan yang berukuran lebih kecil dapat dipanen belakangan sesuai dengan kebutuhan.

Kapasitas panen ikan dengan menggunakan wadah berupa ember berukuran 150 liter dan kepadatan ikan sejumlah 100 ekor adalah 18 kg. Pada kondisi tersebut, nilai SR ikan mencapai angka 90% dan bobot panen masing-masing ikan adalah 200 gram. Kegiatan ini perlu dilakukan secara konsisten yang melibatkan masyarakat yang lebih luas. Apabila masing-masing rumah pada suatu lingkungan tertentu dapat memiliki sebuah unit budidaya ikan menggunakan wadah ember, maka minimal kebutuhan konsumsi ikan segar harian pada lingkungan rumah tersebut dapat terpenuhi secara mandiri. (red*)

Editor: Dani