counter hit make

Dianggap Lebay, Keluarga Pasien Reaktif Geram Tindakan Petugas Medis

A medical worker wearing protective gear looks out from behind a hospital tent built in preparation for dealing with a coronavirus case in Lhokseumawe, Aceh, Indonesia on March 17, 2020. The Indonesian government confirms case for COVID-19 coronavirus to 227, recovered 11 people, and deaths to 19 people. (Photo by Zick Maulana/NurPhoto)

Berita NTB – Kejadian kurang menyenangkan menimpa keluarga asal Desa Boro, Kecamatan Sanggar, Kabupaten Bima. Pasalnya keluarga yang terdiri dari Nurdin, istrinya serta dua orang anak kembarnya tersebut didatangi oleh belasan orang petugas medis dari Puskesmas setempat untuk melakukan tracing contact terhadap keluarga salah satu pasien berinisial AD yang dinyatakan reaktif dari hasil rapid test.

Keluarga pasien tersebut geram karena petugas yang berjumlah belasan orang tersebut secara tiba-tiba datang ke rumah keluarga pasien tanpa pemberitahuan terlebih dahulu. Mereka datang secara bergerombol seolah-olah sedang menangkap penjahat. Hal ini membuat pihak keluarga menjadi tidak nyaman sehingga timbul penolakan.

Keluarga Nurdin sendiri menjadi target hasil dari contact tracing terhadap seorang pasien berinisial AD yang menunjukkan hasil reaktif saat pemeriksaan melalui rapid test. AD sendiri merupakan keluarga dari Bapak Nurdin yang saat ini sedang diisolasi. Ia merupakan seorang mahasiswi yang harus melakukan rapid test karena akan bepergian ke luar daerah.

Sementara itu di tempat terpisah, AD yang sedang berada di ruang karantina mendapatkan ruangan yang sangat tidak layak. Ia mengaku bahwa ruangan tersebut tidak memiliki gorden, tidak disediakan sabun untuk cuci tangan bahkan WC pun tidak berfungsi, sehingga apabila ia ingin menggunakan WC maka ia harus ke luar kamar dan menunggu giliran dengan pasien lain.