Berita Mataram – Rencana penerapan new normal atau kenormalan baru dari Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat dalam waktu dekat mendapatkan tanggapan dari Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Mataram, dr Hamsu Kadriyan. Ia beranggapan bahwa saat ini tingkat penyebaran Corona Virus Disease 2019 atau Covid-19 di NTB belum terkendali sehingga rencana untuk menerapkan New Normal harus dikaji ulang.
Berdasarkan penelitian, dr Hamsu mengatakan bahwa penyebaran Covid-19 akan mengalami puncak pada akhir Juli mendatang sehingga penerapan New Normal harusnya dilakukan setelah bulan Juli. Sebelumnya tim Fakultas Kedokteran Unram merilis sebuah survey yang menyatakan bahwa bulan Agustus adalah puncak dari Covid-19. Survey tersebut menyebutkan dalam kondisi terburuk sekitar 5.000 orang akan terpapar Covid-19 di bulan Agustus mendatang.
Menurut Fakta di lapangan, Pemprov NTB dinilai berhasil menekan jumlah kasus corona dengan kebijakan pembatasan sosial, baik pembatasan skala regional, maupun di skala nasional yaitu membatasi orang yang masuk dari luar daerah dengan cara memberlakukan aturan yang ketat. Kebijakan tersebut berhasil menurunkan prediksi Tim Fakultas Kedokteran yang semula sebanyak 5.000 kasus corona menjadi 2.800 kasus.
Metode prediksi yang dilakukan menggunakan model susceptible, infected, recovere (SIR) dengan perhitungan laju penyebaran terkait dengan interaksi sosial serta pengurangan akibat pasien telah sembuh atau meninggal. Berdasarkan metode tersebut, Tim Fakultas Kedokteran Unram mendapatkan kesimpulan bahwa puncak Covid-19 akan lebih cepat dari sebelumnya menjadi akhir Juli.
Dalam rilis terakhir dari Gugus Tugas Covid-19 Provinsi Nusa Tenggara Barat, hingga hari ini sebanyak 830 orang positif terpapar Covid-19 dengan perincian sebanyak 395 orang masih berstatus positif dan dirawat secara intensif, sementara itu 409 orang telah dinyatakan sembuh dan 26 orang meninggal dunia.