Belakangan ada yang menyoal asal usul aplikasi PeduliLindungi. Narasi yang beredar aplikasi tersebut buatan Singapura, dan data vaksin dan data pribadi warga Indonesia direkam Singapura. Artinya Negeri Singa tahu alamat sampai tanggal lahir warga Indonesia yang menggunakan aplikasi PeduliLindungi.
Walau pun aplikasi PeduliLindungi dibuat Telkom, tapi narasi tersebut mengatakan data telah dipegang oleh Singapura. Benar nggak sih narasi tersebut? Ternyata narasi itu langsung dibantah oleh Profesor Henry Subiakto lho.
Aplikasi PeduliLindungi direkam Singapura?
Usut punya usut narasi aplikasi PeduliLindungi datanya direkam Singapura salah satuya muncul dari postingan tokoh televisi, Peter F Gontha.
Narasinya demikian: ‘Ternyata aplikasi Peduli Lindungi itu aplikasi bikinan Singapore. Gila…seluruh data kita direkam Singapore, dan kedaulatan data Indonesia sudah ada di tangan mereka, meski ini aplikasi Telkom. Mereka tahu alamat kita tanggal lahir kita’
Nah Profesor Henry membantah, memang benar narasi itu muncul dari postingan Peter Gontha di Facebook, tapi kemudian sudah dihapus. Henry menegaskan aplikasi PeduliLindungi buatan anak bangsa.
“Peduli lindungi itu murni buatan anak bangsa dan datanya ada di Indonesia. Bkn di Singapore. Tulisan pak Peter Gontha sudah dihapus tp sdh dicapture orang dan diviralkan hasil capture-nya,” kicau Henry di akun Twitternya, dikutip Rabu 15 September 2021.
Henry menjelaskan asal muasal aplikasi PeduliLindungi, memang terinspirasi dari Singapura. Tapi Indonesia bisa mengembangkan aplikasi versi sendiri yang lebih bagus dari aplikasi buatan Singapura.
“PeduliLindungi 100% Dibuat oleh Telkom. Teamnya dipimpin @Faizal R. Djoemadi. Idenya memang melihat dari aplikasi TraceTogether Singapore. Tapi Kemudian dikembangkan lebih canggih dan lengkap dan sudah minta izin ke Dubes Singapore. Kemudian jadi applikasi nasional yang diakui hak ciptanya,” jelas Henry.
Menjawab pertanyaan warganet soal keamanan data pengguna aplikasi Peduli Lindungi, Henry mengungkapkan awalnya PeduliLindungi datanya di Telkom, tapi sekarang sudah dipindah ke pusat data Kominfo.
“Pusat data itu pengertiannya cloud storage. Kominfo sudah lama punya, sedangkan data center yang mau dibangun itu fisiknya, yang akan menambahkan kapasitas dari cloud storage yang sudah ada,” kata dia.
Sudah clear
Kekinian, profesor Henry mengaku ditelepon langsung oleh Peter Gontha. Ternyata Peter memang memosting narasi PeduliLindungi itu cuma ingin tahu dan mendiskusikan hal tersebut benar atau enggak. Makanya kontroversi yang ditimbulkan oleh narasi yang ia posting, Peter minta untuk dihentikan saja polemiknya.
“Terima kasih pak @PeterGontha yg nelpon saya & jelaskan duduk perkara knp bikin status terkait Peduli Lindungi hingga akhirnya dihapus sendiri. Tanpa maksud buruk apalagi nyerang pemerintah. Beliau hny bertanya & ingin ada diskusi, skaligus minta sgr disudahi, tdk diperpanjang,” kata Henry.
Artikel dari Hops.ID