Berita Mataram – Sektor ekonomi merupakan salah satu sektor yang paling terpukul akibat dari pandemi Corona Virus Disease 2019 atau Covid-19. Hal ini juga terjadi di Kota Mataram dimana jumlah warga miskin dipastikan akan meningkat.
Hal tersebut disampaikan langsung oleh Walikota Mataram, H. Ahyar Abduh. Kondisi ekonomi yang sedang mengalami penurunan ini akibat dari berhentinya kegiatan usaha dari banyak UMKM akibat adanya kebijakan pembatasan sosial. Berhentinya aktivitas usaha tersebut sudah tentu akan meningkatkan jumlah pengangguran.
Selain itu, kondisi ekonomi Kota Mataram juga mengalami krisis. Banyak kegiatan yang harus diundur bahkan dihentikan karena adanya kebijakan refocussing anggaran yang mencapai Rp350 Milyar untuk penanganan Covid-19. Sementara itu PAD Kota Mataram mengalami penurusan drastis hingga Rp128 Milyar akibat banyaknya sektor penghasil PAD harus tutup sementara, seperti perhotelan dan restaurant.
Sebagai pusat perdagangan dan jasa, pemasukan Kota Mataram bergantung pada pajak dari sektor-sektor tersebut. Sementara itu dengan adanya pandemi Covid-19, sebagian besar sektor tersebut harus terhenti. Berdasarkan kalkulasi, kemampuan daerah untuk pembayaran kegiatan akan bertahan hingga enam bulan ke depan.
Di sisi lain pendapatan daerah melalui transfer dari pemerintah pusat juga mengalami penurunan drastis. Beberapa anggaran mulai dari Dana Alokasi Umum (DAU_ turun dari Rp641,1 Milyar menjadi Rp561,7 Milyar, sementara itu Dana Alokasi Khusus (DAK) non fisik dari Rp91,6 Milyar turun menjadi Rp79,4 Milyar sedangkan Dana Insentif Daerah turun dari Rp69,9 Milyar menjadi Rp63,7 Milyar.