Covid-19 Menyadarkan Bahwa Persoalan Kesehatan Bisa Bikin Ekonomi Indonesia Babak Belur
GELORA.CO – Ledakan kasus Covid-19 yang belakangan terjadi menunjukkan pentingnya persoalan kesehatan bagi keberlangsungan Indonesia.
Menurut Ketua Departemen Ekonomi dan Pembangunan DPP PKS, Farouk Abdullah Alwyni, lemahnya sektor kesehatan di masa Covid-19 sangat berdampak signifikan terhadap perekonomian.
Dampak ekonomi dari persoalan kesehatan ini dapat dilihat dari beberapa indikator ekonomi, di antaranya realisasi pertumbuhan ekonomi semester 1 yang hanya berada pada kisaran 3,1-3,3 persen, jauh di bawah target APBN 2021 sebesar 5 persen dan berpotensi makin menurun di kuartal 3.
“Realisasi pertumbuhan yang ada juga berada di bawah prediksi pertumbuhan ekonomi dunia sebesar 5,7 persen, bahkan Asean-5 sebesar 5,1 persen,” kata Farouk Abdullah Alwyni dalam keterangan tertulisnya, Minggu (25/7).
Dampak lain akibat persoalan kesehatan yakni terjadinya peningkatan realisasi defisit APBN semester 1 2021 sebesar 1,72 persen dari PDB. Defisit keseimbangan primer selama semester 1 2021 juga meningkat ke arah negatif Rp 116,3 triliun dari Rp 99,6 triliun di semester 1 2020.
Puncaknya, diturunkannya kembali status Indonesia dari negara yang berpendapatan menengah ke atas, yang baru berusia satu tahun ke negara yang berpendapatan menengah bawah oleh Bank Dunia.
Persoalan akan lebih buruk lagi jika dilihat dampak ekonomi persoalan kesehatan terhadap meningkatnya jumlah pengangguran, tingkat kemiskinan, bisnis-bisnis yang tutup, termasuk UMKM.
“Belum lagi dampak sosial seperti psikologi masyarakat yang mengalami depresi dalam menghadapi persoalan tersebut,” tutup mantan professional senior Islamic Development Bank (IDB) ini. (RMOL)