counter hit make

BKSM-SAKSI UIN Mataram Kembali Menggelar Kegiatan Diskusi tentang Graffiti di Mataram

Jumat 11/03/2022 Badan Kegiatan Seni Mahasiswa-Sanggar Apresiasi dan Konstelasi Seni Islami (BKSM-SAKSI) UIN (Universitas Islam Negeri) Mataram kembali menggelar kegiatan diskusi tentang “Skena Graffiti/Streetart di Mataram” oleh Wang Arzacky yang akrab disapa Dacko. Dia adalah salah satu seniman Graffiti di Mataram.

Pembahasan mengenai Graffiti/Streetart memang terdengar asing di telinga masyarakat awam, termasuk juga para mahasiswa. Oleh karena itu BKSM-SAKSI UIN Mataram mencoba membuka pemikiran mahasiswa-mahasiswa yang awam mengenai Graffiti/Streetart.

Tak banyak orang menganggap terkadang Graffiti merupakan vandal atau karya yang merusak keindahan fasilitas umum dengan dasar  kesengajaan. Graffiti dan Vandal menjadi pembicaraan menarik karena tidak banyak orang yang tahu perbedaan diantara keduanya.

Seperti yang sering kita temui di jalanan banyak sekali coretan-coretan di tembok yang tidak memiliki nilai estetik, itulah yang membuat orang-orang berpikiran bahwa Graffiti tidak jauh berbeda dengan vandal.

“Graffiti itu identik dengan vandal itu ada benarnya juga. Graffiti itu kadang diartikan sebagai keindahan menulis. Ada warna, karakter, huruf dan sebagainya. Adapun kalau dikatakan vandal ketika merusak fasilitas umum. Graffiti sebagai vandal itu tergantung lagi dari perspektif masing-masing pribadi orang”, ujar Wang a.k.a Dacko saat ditanyai mengenai Graffiti identik dengan vandal.

Graffiti/Streetart memiliki nilai keindahan yang akan membuat tempat tersebut menjadi berwarna dan indah. Tempat yang indah dan berwarna tentunya akan dilirik oleh banyak orang. Bukan hanya kepuasan dari seniman Graffiti itu saja, tetapi juga menarik perhatian orang-orang yang melewati tempat tersebut.