Wartamataram.com – BKSM-SAKSI UIN Mataram menggelar pentas tari di Gedung Budaya Praya Lombok Tengah. Pentas tari yang diselenggarakan malam Minggu kemarin berhasil mengundang banyak penonton dari berbagai kalangan. Pentas tari tersebut mengangkat konsep “Betabeq” yang bertemakan “Adeng-adeng Kuale Alus” artinya biar pelan asal satu, dalam bahasa sasak ini adalah sebuah nasehat.
Betabeq tidak hanya dilakukan kepada manusia saja melainkan kepada mahluk lain karena tanpa kita sadari kita tidak hidup sendiri. Secara harfiah betabeq itu ucapan permisi untuk menghormati orang yg lebih tua namun banyak orang berpendapat betabeq adalah memuliakan, merendahkan diri dan menghormati. Betabeq ini tidak hanya sekedar ucapan permisi atau izin tapi betabeq memiliki banyak sekali maknanya.
“Awal mula saya terinspirasi mengambil betabeq adalah karena adanya adat suatu daerah yg berbeda beda namun memiliki tujuan yg sama. Betabeq setiap daerah berbeda sesuai dengan peran masyarakat didalamnya yaitu seorang petani berbeda dengan seorang nelayan dan pengembala namun semua itu dilakukan untuk betabeq ke lingkungan atau mahluk yg tidak bisa kita lihat Namun Dalam tarian betabeq ini lebih menjilkan kepada kesadaran betabeq pada diri sendiri dan kesadaran akan adanya makhluk lain di sekitar kita.” Ujar Ida selaku Koordinator Divisi Tari di BKSM-SAKSI saat diwawancarai pada Hari Sabtu, 10/04/2021.
Tari betabeq ini mengandung nilai spiritual, yaitu terdapat beberapa adegan yaitu pembuka yg dilakukan dalam bentuk meditasi dan perjalanan meminta petunjuk. Gerakan tari seperti sujud rukuk dan sebagainya dimaksudkan untuk ucapan syukur terhadap alam sekitar dan Sang Pencipta.
“Seneng dan bangga karena ada karya tari ditahun ini. Tahun 2021 ini kordiv tari telah membuat karya tarian kontemporer, saya sebagai ketua sanggar pada periode 2021 turut bangga kepada teman-teman tari yang membuat satu karya tari betabeq ini.” Ungkap Al-Kindi Ketua Sanggar BKSM-SAKSI UIN Mataram saat diwawancarai pada Hari Sabtu, 10/04/2021.