counter hit make

Beda Pendapat Soal Pandemi Covid-19, Masyarakat Jadi Korban

A medical worker wearing protective gear looks out from behind a hospital tent built in preparation for dealing with a coronavirus case in Lhokseumawe, Aceh, Indonesia on March 17, 2020. The Indonesian government confirms case for COVID-19 coronavirus to 227, recovered 11 people, and deaths to 19 people. (Photo by Zick Maulana/NurPhoto)

Berita Mataram – Carut marut mengenai kepastian soal pandemi Covid-19 terus terjadi di Indonesia. Baik pemerintah, akademisi, hingga dokter memiliki pandangan yang berbeda soal pandemi ini. Salah satunya adalah pernyataan seorang psikolog yang juga merupakan tim ahli gugus tugas Covid-19 Kabupaten Lombok Barat yang menganggap bahwa Covid-19 hanya penyakit biasa, selain itu ada juga pernyataan dari Direktur RSUD Kota Mataram yang mengatakan bahwa Covid-19 tak mematikan meskipun pada akhirnya sudah diklarifikasi.

Menurut pemerintah, masyarakat diminta untuk berdamai dengan virus corona dengan cara melakukan aktivitas seperti biasanya namun tetap menerapkan protokol pencegahan penyebaran Covid-19. Pandangan pemerintah ini apabila dilihat dari kacamata ekonomi, maka harus segera dilakukan penerapan new normal, karena pandemi Covid-19 ini mengakibatkan keuangan daerah tergerus habis.

Namun jika dilihat dari kacamata kesehatan maka Indonesia masih belum siap menerapkan new normal. Pasalnya tingkat kedisiplinan masyarakat dalam menerapkan protokol pencegahan Covid-19 terbilang cukup rendah. Masih banyak masyarakat yang bepergian tanpa mengenakan masker, tidak menjaga jarak ataupun berkumpul di tempat keramaian. Bahkan dalam sebuah video klarifikasi, Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Provinsi NTB menyatakan bahwa Kota Mataram belum siap menerapkan new normal, karena tingkat penyebaran virus corona di wilayah tersebut belum terkendali.

Dalam sebuah rilis yang baru saja beredar, Asia Times menyebut bahwa kebijakan New Normal yang akan diberlakukan di Indonesia adalah sebuah bencana. Pemerintah dinilai begitu memaksakan kebijakan tersebut demi menyelamatkan kondisi ekonomi. Namun hal ini bisa menjadi sebuah bencana baru yang akan membuat ekonomi Indonesia makin terpuruk.

Secara perlahan pemerintah mulai memberikan izin pembukaan tempat-tempat ibadah, pusat-pusat perbelanjaan, sekolah-sekolah dan tempat-tempat umum lainnya dengan narasi new normal. Hal ini semata-mata menyelamatkan ekonomi Indonesia tanpa memperhatikan dan menganalisa sejauh mana kesiapan masyarakat dalam penerapan new normal ini.

Hingga hari ini, jumlah pasien positif terpapar Covid-19 di Indonesia sebanyak 32.033 dengan perincian 10.904 orang telah dinyatakan sembuh, sedangkan 1.883 orang meninggal dunia. Jumlah pasien terpapar virus corona terus melonjak setiap harinya dan Provinsi Nusa Tenggara Barat menjadi salah satu penyumbang terbesar pasien positif Covid-19 di Indonesia.

Photo: AFP Forum via NurPhoto/Zick Maulana