MATARAM-Pemprov NTB kian mewaspadai penyebaran virus korona baru. Terutama varian B1617 dari India yang penyebarannya di Indonesia telah mencapai angka 54 kasus.
”Ada tiga varian baru yang sudah masuk (Indonesia), tapi yang dominan itu B1617,” kata Asisten III Setda NTB dr Hj Nurhandini Eka Dewi, Senin (24/5).
Kewaspadaan tak lepas dari potensi penyebaran di NTB melalui penerbangan langsung dari Malaysia serta Singapura. Saat ini di kedua negara tersebut, terjadi lonjakan kasus covid yang disebabkan varian B1617.
Penerbangan langsung dari Malaysia maupun Singapura didominasi Pekerja Migran Indonesia (PMI). Guna mengantisipasi masuknya varian baru, saat ini dilakukan pengecekan full di bandara. Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan terbaru, mengenai penatalaksanaan kasus positif covid dari luar negeri.
Eka menerangkan, seluruh pelaku perjalanan langsung dari luar negeri, menjalani proses pengecekan kesehatan di bandara. Meski yang bersangkutan membawa dokumen bebas covid dari negara asal.
”Kita cek berlapis. Bisa jadi sebelum berangkat dia swab hasilnya negatif, tapi kita kan tahu ada namanya masa inkubasi virus,” jelas Eka.
Bagi yang positif ketika dicek di bandara, dibawa langsung ke rumah sakit darurat milik Pemprov NTB. Selama 14 hari mereka akan menjalani karantina dan tetap dilakukan tes covid. Sampel tes tersebut kemudian dikirimkan ke Kementerian Kesehatan, guna menjalani proses sekuensing. Memastikan apakah mereka positif karena varian baru atau tidak.
”Kalau yang negatif, itu karantina juga secara mandiri selama lima hari,” tuturnya.
Eka mengatakan, pengecekan di bandara terhadap kedatangan PMI, sudah dilakukan satgas dari Januari lalu. Ada belasan ribu PMI yang pulang. Hasilnya ditemukan lima orang yang dinyatakan postiif covid.
Namun, ia memastikan kelima PMI tersebut tidak terjangkit varian baru covid. Mereka sekarang ini juga telah dinyatakan negatif covid. ”Itu kejadian positifnya juga sudah agak lama sekitar Februari,” sebut mantan Kepala Dinas Kesehatan NTB ini.
Dengan semakin banyaknya kasus varian baru, Eka berharap keluarga PMI tidak ada yang berkumpul di bandara. Dengan tujuan menjemput kerabatnya. ”Kita tegas soal itu, tunggu sampai selesai karantina dan swab. Dulu saja sudah ketat, apalagi sekarang sudah ada virus baru,” tegas Eka.
Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) NTB I Gede Putu Aryadi mengatakan, dari Januari hingga Mei, PMI yang pulang sebanyak 13.541 orang. Sebanyak 4.112 orang nonprosedural, 9.330 prosedural, dan 32 jenazah. ”Itu data yang kita rangkum sampai Mei ini,” kata Gede.
Gede menyebut Kepulangan PMI di masa pandemi terus menjadi atensi. Pengetatan semakin diintensifkan setelah diketahui adanya mutasi virus korona. Yang terjadi di sejumlah negara penempatan PMI. Termasuk juga dengan India. ”Mereka yang datang dari Surabaya atau Jakarta atau Bali misalnya, itu tetap menjalani pemeriksaan,” katanya. (dit/r5)
Source: Lombok Post