counter hit make

Aksi World Cleanup Day di Mataram: Berbagai Pihak Bersatu Bersihkan Lingkungan

Warta Mataram – Aksi World Cleanup Day Indonesia (WCDI) dilangsungkan di Mataram. Sejumlah pemuda pecinta alam dari beragam jenjang pendidikan, mulai dari SMA hingga perguruan tinggi, turut berpartisipasi aktif dalam kegiatan tersebut. Mereka juga mendapat dukungan dari aparat TNI dan kepolisian.

Pemimpin Mataram, Hamdan Maulana Nasir, menyebut, “Kami juga dibantu oleh BKSDA,” pada hari Minggu (24/9).

WCDI merupakan gerakan sosial lingkungan terbesar di dunia yang bersatu dengan 190 negara. Gerakan ini memiliki fokus pada permasalahan sampah.

Lebih dari 20 juta relawan dari seluruh Indonesia telah membersihkan lebih dari 47 ton sampah sejak tahun 2018. Mereka mengusung tema ‘#Kami13juta Relawan Bersih dan Bijak Kelola Sampah untuk Indonesia Bersih’.

Di Mataram, kegiatan difokuskan di gerbang Tembolak. “Kami akan membersihkan sampah sebisa kami. Kami telah menyiapkan sekitar 12 karung untuk mengangkut sampah,” ungkap Hamdan.

Kegiatan ini juga diselenggarakan di beberapa daerah di Nusa Tenggara Barat (NTB). Harapannya, kegiatan ini dapat membangkitkan kesadaran masyarakat untuk lebih mencintai dan menjaga kebersihan lingkungan.

“Rangkaian kegiatan akan berlangsung hingga tanggal 30 September, dan acara penutupan akan dilaksanakan di Pantai Loang Baloq,” terangnya.

Hamdan menuturkan bahwa banyak lembaga yang terlibat dalam mendukung kegiatan ini. Gerakan bersama ini diharapkan dapat terus membangkitkan semangat kebersamaan dalam menjaga kebersihan lingkungan. “Berbagai instansi telah memberikan dukungan,” katanya.

Sementara itu, Lurah Jempong Baru, Sekarbela, Fika Wulan Hartati memberikan apresiasi atas kegiatan ini. “Semoga upaya ini bisa menjaga dan merawat lingkungan dengan lebih konsisten,” ujarnya.

Ia berharap bahwa kegiatan ini dapat memberikan dampak maksimal dalam upaya membersihkan lingkungan dan juga meningkatkan kesadaran masyarakat untuk lebih mencintai lingkungan.

Fika Wulan menyebutkan bahwa sampah di kawasan Tembolak disebabkan oleh para pedagang yang berjualan di sepanjang kawasan hingga Tugu Mataram Metro. “Saat ini ada sekitar 100 pedagang, dan saya mendapat informasi bahwa jumlah pedagang akan bertambah lagi,” ungkapnya.

Meskipun begitu, pihaknya telah mengimbau para pedagang untuk bertanggung jawab atas sampah yang dihasilkan dan menyiapkan kantong-kantong khusus agar sampah tidak tercecer.

“Mereka seharusnya mengelola sampahnya sendiri. Di samping itu, kita juga memberikan himbauan agar mereka tetap menjaga kebersihan,” tegasnya.

Selain kawasan Tembolak, ada juga beberapa titik sampah yang menjadi fokus perhatian. Saat ini, penanganannya sedang dilakukan dengan melibatkan partisipasi aktif dari masyarakat.

“Ada beberapa lokasi lain (selain di Tembolak), seperti di beberapa saluran drainase, di mana sampah-sampah menumpuk dan mengganggu aliran sungai,” paparnya.

Photo: Lombok Post