Warta Mataram – Buntut pemadaman bergilir oleh PLN NTB yang sangat meresahkan masyarakat, akhirnya Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) menggelar aksi di kantor PLN NTB. Aksi tersebut menuntut kinerja PLN NTB yang sangat merugikan masyarakat, terutama anak sekolah dan UKM yang tidak dapat beraktifitas normal.
Penjelasan PLN NTB yang mengatakan bahwa pihaknya mengalami gangguan sistem dan juga pemeliharaan merupakan lagu lama yang tidak bisa diterima, pasalnya Provinsi NTB mendapatkan tambahan daya sebesar 175 MW melalui Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas Uap (PLTMGU). Jadi seharusnya daya listrik di NTB bisa terpenuhi secara normal.
Seperti dilansir dari lombokfokus.com, Korlap Aksi Arif Suja’i mengatakan bahwa Kader PMII tidak mau melihat NTB Gemilang tapi Listrik Hilang. Ia juga mengatakan bahwa PLN NTB telah melakukan pembohongan publik terhadap masyarakat terkait dengan kondiri PLN NTB saat ini.
Aksi yang terjadi pada Jum’at (15/11) membahas 4 tuntutan yang disampaikan oleh pihak PMII terhadap PLN NTB. Tuntutan tersebut antara lain pecat General Manager PLN NTB, Meminta kepada APH untuk memeriksa General Manager PT. PLN terkait dengan alasan pemadaman listrik bergilir yang meresahkan masyarakat, Pemprov NTB, DPR dan pihak terkait untuk segera bertindak mencari solusi terbaik, memecah kebuntuan dan keresahan masyarakat terkait Pemadaman Listrik Bergilir serta yang terakhir adalah Jangan jadikan Rakyat sebagai tumbal kebijakan PT. PLN (Persero) UIW NTB, karena Rakyat tiap Bulan bayar Pajak.
Aksi tersebut sempat berjalan ricuh dan mengakibatkan seorang Kader PMII terluka. Namun hal tersebut tidak menyurutkan semangat Kader PMII untuk terus melakukan aksi hingga ada perwakilan dari PLN NTB yang menemui mereka.
Setelah bertemu dengan perwakilan PLN NTB, para Kader PMII pun membubarkan diri walaupun tidak mendapatkan jawaban yang memuaskan. Mereka juga sempat berjanji akan melakukan aksi serupa dengan massa yang lebih besar apabila tuntutan mereka tidak dilaksanakan oleh PLN NTB.