Pandemi Covid-19 yang masih berlangsung hingga saat ini turut membawa perubahan besar bagi kehidupan manusia. Ekonom Senior Raden Pardede menyebut, terdapat optimisme dan tantangan yang akan terjadi setelah pandemi berakhir, seperti yang sudah-sudah. Covid-19 bukanlah pandemi pertama di dunia.
Raden Pardede menyebut, berkaca pada pandemi beberapa tahun silam seperti yang terjadi pada 1334 hingga 1350 dimana terjadi pandemi Blackdeath. Pandemi Blackdeath membawa sesuatu yang positif yaitu berakhirnya perbudakan di Eropa dan perbaikan hak kesejahteraan dan akselerasi di abad pertengahan.
Selanjutnya, usai pandemi Flu Spanyol yang terjadi pada 1918 hingga 1919, terjadi akselerasi ilmu medis modern dan awal golden age. Sedangkan pandemi Covid-19 saat ini telah mendorong perubahan di berbagai aspek mulai dari kesehatan, perubahan teknologi yang pesat hingga perubahan data hingga perbaikan lingkungan.
“Sekarang terjadi perubahan sistem kesehatan, akselerasi otomatisasi dan digitalisasi, peningkatan artificial intelligence dan Big Data, perubahan global value chain, peningkatan telework hingga green recovery,” ujarnya dalam acara Indonesia Knowledge Forum, Kamis (7/10).
Dengan demikian, dalam menghadapi kenormalan baru dibutuhkan strategi yang didukung dengan peningkatan kepercayaan masyarakat. Sebab, dalam mengakhiri pandemi membutuhkan jangka waktu yang tidak singkat.
“Tapi, dengan vaksinasi diharapkan kematian bisa berkurang,” imbuhnya.
Raden Pardede mengungkapkan, saat ini dalam beraktivitas manusia masih hidup bersama pandemi sehingga, kedisiplinan protokol kesehatan masih terus dilakukan dalam menjaga diri dan orang lain.
Menurutnya, pandemi telah menciptakan destruksi kreatif sehingga muncul sosok pertahanan, pemenang, maupun sosok yang tumbang. Sehingga, agar dapat bertahan dan bersaing dalam peluang era baru harus beradaptasi dalam setiap kondisi perkembangan yang dinamis.
Selain ada ada game changer seperti vaksinasi, omnibuslaw, hilirisasi dan transformasi digital, hal tersebut akan menjadi katalis pemulihan dan percepatan ekonomi digital. Disisi lain, dunia juga akan menghadapi tantangan yaitu kompetisi Tiongkok dan AS hingga kebijakan tapering dari Bank Sentral AS. (JPG)
Source: Lombok Post