Bali, Warta Mataram – Baru-baru ini dunia maya dihebohkan dengan aksi TNI keroyok warga di depan toko. Kepala Penerangan TNI Korem 163/Wira Satya Mayor Arm Ida Bagus Putu Diana Sukertia menjelaskan agar menggunakan media sosial dengan bijak. (23/08).
Ia menjelaskan perlu diketahui penyebab awalnya, sehingga tidak menimbulkan spekulasi berlebihan dari video viral itu.
“Menanggapi apa yang beredar di media sosial (video singkat yang beredar, red), mohon dilihat secara utuh, bukan sepenggal saja tanpa melihat apa penyebab awal atau proses terjadinya,” ucap Kapenrem 163/Wira Satya Mayor Arm Ida Bagus Putu Diana Sukertia saat dikonfirmasi di Denpasar, Bali, Senin malam.
Ida Bagus Putu Diana Sukertia membeberkan bahwa insiden itu diawali aksi seorang pemuda memukul kepala Komandan Kodim 1609/Buleleng, Bali, karena menolak diperiksa untuk deteksi dini penularan covid-19 dengan metode rapid test antigen. Tak terima komandan dipukul oleh pemuda tersebut, secara spontan TNI yang lain membalas, yang menyebabkan saling pukul antara aparat TNI dengan warga.
Akibat peristiwa itu, pelaksanaan rapid test antigen di Desa Sidetapa ditunda untuk sementara waktu sampai kondisi yang mulai kondusif.
Untuk menghindari kejadian yang tidak diinginkan, Komandan Kodim 1609/Buleleng kembali mengupayakan mediasi. Namun, karena situasi warga Desa Sidetapa sudah berkumpul, maka untuk mengantisipasi kejadian yang tidak diinginkan, mediasi kembali dilanjutkan dengan keluarga oknum pelaku dengan melibatkan Perbekel Sidetapa dan tokoh masyarakat Desa Sidetapa agar permasalahan dapat diselesaikan secara kekeluargaan.
Satu setengah jam kegiatan mediasi berlangsung, namun hasilnya belum ditemukan titik temu, karena keluarga pelaku, yang merasa menjadi korban pemukulan, meminta waktu untuk melaksanakan musyawarah dengan keluarga besar.
“Karena situasi belum memungkinkan, kegiatan swab test rapid antigen dihentikan oleh Dandim 1609/Buleleng karena masyarakat Desa Sidetapa menolak untuk dilanjutkan kegiatan tersebut,” ungkap Ida Bagus Putu Diana Sukertia.
TNI menyayangkan kejadian ini, karena TNI sebagai bagian dari Satgas covid-19 melakukan tugas atas perintah undang-undang atau aturan yang diberlakukan saat ini dalam situasi pandemi. Selain itu, karena adanya permintaan dari pihak aparat Desa setempat.
“Adanya tindakan penertiban atau pendisiplinan justru ada oknum warga yang membahayakan keselamatan petugas, bahkan menantang dan membentak. Saat dikasih tahu baik-baik, malah memukul aparat, dalam hal ini kepala Dandim 1609/Buleleng, hingga harus menerima benjolan, dan saat ini sudah divisum,” ucap Ida Bagus Putu Diana Sukertia.
Ia menegaskan bahwa respons aparat TNI memukul balik ke warga bersangkutan tidak terlepas dari sikap spontan terhadap yang dialami Dandim, saat berusaha mengendalikan dan mengajak masyarakat disiplin terhadap protokol kesehatan pencegahan covid-19. Jurnalis (RAWM)