counter hit make

Tokoh-Tokoh Islam pada Masa Penjajahan di Gumi Sasak (Bag 2)

Tulisan ini merupakan lanjutan dari tulisan berjudul: Tokoh-Tokoh Islam pada Masa Penjajahan di Gumi Sasak (Bagian 1).

6. TGH M. Shaleh Hambali (Bengkel)

Nama kecil beliau adalah Muhammad Shaleh. Beliau merupakan putra bungsu dari delapan bersaudara pasangan Hambali dan Halimah. Muhammad Shaleh dilahirkan pada hari Jum’at tanggal 7 Ramadhan bertepatan dengan tahun 1893 Masehi. Kisah hidup beliau hampir mirip dengan kelahiran Rasulullah. Ketika beliau masih dalam kandungan berumur 6 bulan, ayahnya dipanggil menghadap Yang Maha Kuasa. Ketika beliau berumur 6 bulan, ibundanya tercinta menyusul ayahandanya dan beliau pun menjadi yatim piatu.

Tuan Guru Haji Muhammad Shaleh Hambali mulai beljar mengaji pada usia 7 tahun. Beliau mengaji dengan teratur dan tekun pada salah seorang guru Al-Qur’an yang ahli tajwid bernama Ramli alias Guru Sumbawa di desa kelahirannya di Bengkel. Setelah itu, beliau melanjutkan pendidikannya ke Mekah al-Mukarromah sejak tahun 1912 M sampai dengan 1921 M. Semasa di Mekah beliau berguru pada ulama fiqh, tafsir, tasawuf, dan ilmu-ilmu agama yang lainnya.

Adapun guru-guru beliau di Mekah adalah: Syekh Said Al Yamani, Syekh Hasan Bin Syekh Said Al Yamani, Syekh Alawi Maliki Al Makki, Syekh Hamdan Al Maghrabi, Syekh Abdusatar Hindi, Syekh Said Al Hadrawi Makki, Syekh Muhammad Arsyad, Syekh Shaleh Bafadal, dan Syekh Ali Umairah Al Fayumi Al Mishra.

Beberapa karya beliau seperti: Ta’lim Al Shibyan Bi Ghayat Al Bayan berisi tentang tauhid, fiqh, tasawuf ditulis tahun 1354 Hijriyah dicetak di Surabaya. Kitab Bintang Perniagaan (fiqh) ditulis tahun 1376 Hijriyah dicetak di Surabaya. Kitab Cempaka Mulia Perhiasan Manusia (tulisan tangan) bersumber dari Kitab Bidayat Al Hidayah karya Imam Al Ghazali (wasiat Al Mustafa, terjemahan wasiat dari Musthafa Rasulullah kepada Sayyidina Ali) berupa tulisan tangan.

T.G.H. M. Shaleh Hambali wafat pada hari Sabtu tanggal 15 Jumadhil Akhir, bertepatan dengan tanggal 7 September 1968 Masehi pukul 07.00 WITA. Sebelum wafat beliau berwasiat kepada keluarga dan segenap santrinya, yang terurai dalam sebuah lintasan kalimat indah dan bermakna:

  1. Peliharalah persatuan dan kesatuan diantara sesamamu.
  2. Belajarlah pada guru yang beraliran Ahlussunnah wal-Jama’ah.
  3. Peliharalah Yayasan Perguruan Darul Qur-an dan usahakanlah agar berkembang lebih baik.

T.G.H. M. Shaleh Hambali tak pernah pergi karena ilmu dan amalnya terus mengalir dilestarikan oleh generasi berikutnya.

7. TGH Muhammad Mutawali Yahya Al Kalimi (Jerowaru)

Nama kecil Tuan Guru Haji Muhammad Mutawali Yahya Al Kalimi adalah Imran. Dilahirkan pada tahun 1921 M di kampung Direk, desa Jerowaru, kabupaten Lombok Timur. Ayahnya seorang yang diberikan nama populer Guru Yahya atau Guru Yahye. Julukan guru diberikan kepada ayahandanya karena ia tekun, aktif, dan rajin menjadi guru ngaji. Sedangkan ibundanya bernama Inaq Nasar. Pengembaraannya dalam menuntut ilmu berawal dari pendidikan keluarga, kemudian disekolahkan di sekolah Belanda Yolk School pada tahun 1927 M sampai dengan 1930 M. Setelah menyelesaikan sekolah rakyat, ia melanjutkan studi di Kediri, Lombok Barat, pada salah seorang Tuan Guru yang terkenal akan kesolehan dan keilmuannya, yaitu Tuan Guru Haji Lalu Abdul Hafidz.

Imran dikenal sebagai orang yang tekun, saleh, dan cerdas. Pada saat belajar di Lombok Barat inilah Imran mulai bersentuhan dengan kitab-kitab klasik yang membahas nahwu, sharaf, tauhid, ushul fiqh, dan fiqh. Sekitar tahun 1945 M, beliau berangkat ke Mekah al-Mukarromah. Setelah beliau pulang dari tanah suci, beliau berkiprah melakukan pembinaan keluarga dalam membangun sumber daya manusia. Beliau juga dianggap mampu mengubah pola pikir masyarakat yang menganut paham animism, dinamisme dan pengikut ajaran Islam Waktu Telu yang masih berkembang luas di masyarakat.

Tuan Guru Haji Muhammad Mutawali Yahya Al Kalimi juga berkiprah dalam berbagai bidang, terutama dalam pengembangan dunia pendidikan, seperti membuka majlis taklim, membuka lembaga pendidikan dasar, seperti Lembaga Pendidikan Nahdlatul Awam, Pondok Pesantren Darul Aitam, dan lain-lain. Dalam bidang ekonomi, beliau juga membangun pasar rakyat, membuka lahan pertanian. Dalam bidang politik, beliau juga mengikuti berbagai organisasi politik, seperti Masyumi dan Golkar.

Tuan Guru Haji Muhammad Mutawali Yahya Al Kalimi wafat pada tanggal 4 Rajab 1403 H (4 April 1984 M) di Jerowaru dan dimakamkan di dekat kediaman beliau. Lautan manusia berbondong-bondong membanjiri pemakama beliau, baik dari kalangan pemerintah, maupun para alim ulama, serta masyarakat umum.

Sumber: Gumi Sasak dalam Sejarah
Foto hanya ilustrasi