Sasak Heritage – Setelah runtuhnya kerajaan Majapahit, kerajaan-kerajaan kecil di pulau Lombok, seperti kerajaan Selaparang, Langko, Pejanggik, Sokong, Bayan, dan beberapa desa kecil, seperti Pujut, Tempit, Kedaro, Batu Dendeng, Kuripan, Kentawang merupakan kerajaan-kerajaan kecil yang merdeka. Dalam babad Lombok, disebutkan batas-batas wilayah kekuasaan kerajaan Selaparang, meliputi: sebelah utara berbatasan dengan Sokong dan Bayan, sebelah selatan berbatasan dengan Kokok Belimbing, sebelah barat berbatasan dengan Tegal Sampopo ke arah utara sampai Denek Mingkar (sebelah barat daerah ini ditemukan Sari Kuning), sedangkan batas timur tidak disebutkan. Dengan demikian, wilayah Selaparang pada waktu itu meliputi sebagian besar Lombok Timur.
Kerajaan-kerajaan kecil lainnya, seperti Sokong, Bayan, Langko, Kedaro, Parwa, Sarwadadi, dan Pejanggik mengakui Selaparang sebagai induk atau kakaknya. Hubungan diantara mereka penuh dengan persaudaraan, hidup rukun dan damai, taka da gesekan, sehingga mereka tidak membutuhkan tentara regular yang dipersenjatai. Apabila situasi membutuhkan pertahanan, maka rakyat siap bangkit membela negara. Pejabat yang mengurusi masalah pertahanan dan keamanan disebut Dipati. Dengan demikian, persekutuan hukum masyarakat yang tertinggi di Lombok telah ada sejak tahun 1543 M.
Sebagai kerajaan yang kuat, Selaparang juga melakukan hubungan dengan kerajaan-kerajaan lain di luar pulau Lombok, seperti dengan beberapa kerajaan di Kalimantan. Dalam Hikayat Banjarmasin disebutkan bahwa seorang bangsawan Banjar bernama Raden Subangsa pergi ke Selaparang mengawini seorang putri raja. Dari perkawinan tersebut lahir Raden Mataram. Setelah istrinya meninggal, Raden Subangsa kawin lagi dengan Putri Selaparang di Sumbawa dan melahirkan Raden Banten.
Selanjutnya, tahun 1618 M, kerajaan Gowa menaklukkan kerajaan-kerajaan di Sumbawa Barat yang kemudian dipersatukan dengan kerajaan Selaparang. Sejak keberhasilan Gowa merebut Lombok dari Bali pada tahun 1640 M, maka proses Islamisasi pun berjalan semakin lancar. Dalam usaha mengembangkan pengaruhnya di Lombok, masing-masing kerajaan meningkatkan hubungan melalui perkawinan antara kedua belah pihak (kerajaan Selaparang dan kerajaan Gowa). Hal ini dapat diketahui dari nama-nama gelar seperti Pemban Selaparang, Pemban Pejanggik, Pemban Parwa. Sedangkan kerajaan kecil lainnya yang bersifat otonom, rajanya disebut Datu, seperti Datu Bayan, Datu Langko, Datu Sokong, Datu Kuripan, Datu Pujut, dan lain-lainnya.
Sumber: Gumi Sasak dalam Sejarah
Foto hanya ilustrasi (saatsantai.com)