counter hit make

Melestarikan Permainan Begasingan Sembari Menanti Waktu Berbuka

Seiring dengan berkembangnya zaman yang semakin maju  diiringi dengan berbagai perkembangan teknologi dan berbagai perangkat modern lainnya yang dapat mengubah tatanan kehidupan manusia, baik yang berdampak positif maupun berdampak negatif. Dalam hal ini dapat kita lihat dari berkembangnya teknologi berupa smartphone dengan berbagai jenis merk yang memikat para penggunanya. Yaa smartphone kini seakan menjelma menjadi kebutuhan pokok manusia yang senantiasa selalu menemani kemanapun dan dimanapun berada dengan berbagai kegunaan yang dijalankannya. Tak ayal kita melihat smartphone dapat mengubah pola kebiasaan dari masyarakat dari berbagai golongan usia, contoh sederhana yakni banyak kalangan anak-anak muda yang begitu tergantung terhadap smartphone untuk bermain game online, sehingga permainan-permainan tradisional yang diwariskan dari generasi-generasi sebelumnya jarang ada yang memainkannya yaitu seperti permainan ‘gasing’.

Permainan gasing merupakan salah satu permainan tradisional yang dapat digolongkan ke dalam olahraga karena membutuhkan aktivitas gerak. Bagi masyarakat desa Danger, Kecamatan Masbagik, Lombok Timur selama bulan Ramadhan ini kerap mengadakan permainan gasing yang dihadiri oleh banyak masyarakat dengan membawa gasing andalan mereka masing-masing. Penulis melihat ada beberapa tujuan diadakannya hal tersebut, pertama yaitu sebagai kegiatan ngabuburit sembari menunggu waktu berbuka tiba, kedua yaitu tentunya untuk melestarikan permainan tradisional ini agar tetap eksis di tengah perkembangan zaman yang mengancam keberadaannya. Hal yang dapat dipelajari dari permainan gasing ini yaitu kita dapat melihat nilai kebersamaan yang terjalin antar masyarakat di dalamnya sehingga dapat memangkas sekat-sekat yang ada di tengah-tengah masyarakat, sehingga dapat menjaga keharmonisan antar anggota masyarakat satu sama lain. Namun, dalam kegiatan permainan tradisional begasingan ini masih didominasi oleh golongan orang dewasa atau yang sudah tua, sedangkan untuk golongan muda atau remaja masih begitu minim, padahal para anak-anak dan remajalah yang diharapkan untuk berpartisipasi aktif dalam permainan ini untuk dapat melestarikan dan mewariskan permainan gasing hingga ke generasi selanjutnya.

Penulis berharap dengan adanya aktivitas ini menjadi sebuah pemicu bagi masyarakat sekutar untuk dapat mengadakan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan pelestarian permainan-permainan tradisional lainnya yang tentunya para anak-anak dan remaja.yang menjadi aktor penggerak untuk dapat terlibat dan berpartisipasi aktif di dalamnya.