counter hit make

Jadi Saksi Bisu Keberadaan Kerajaan Pejanggik, Inilah Makam Serewa

Sasak Heritage – Makam Serewa terletak di sebuah perbukitan kecil dusun Serewa, desa Pejanggik, kecamatan Praya, Kabupaten Lombok Tengah. Makam Serewa dikenal sebagai tempat makam para raja Pejanggik. Tradisi pemakaman di atas bukit merupakan tradisi sejak zaman Hindu hingga masuknya agama Islam. Tradisi ini didasari oleh suatu konsepsi pemikiran bahwa tempat yang tinggi (seperti di bukit) adalah tempat yang suci dan disitulah tempat bermukimnya roh-roh nenek moyang dan para dewa. Dengan memakamkan di tempat yang tinggi berarti suatu penghormatan kepada yang sudah meninggal.

Di atas bukit Serewa terdapat tiga deretan makam, berjajar arah timur-barat. Makam yang paling utama terletak di sebelah kanan atau deret ketiga dari selatan yang sebenarnya tepat berada di tengah-tengah (puncak) bukit. Pada ujung barat deretan ini terdapat sebuah makam yang diberi cungkup. Makam inilah yang paling dikeramatkan dan dikenal dengan Makam Datu Pejanggik, yaitu Pemban Aji.

Pejanggik adalah satu diantara “kerajaan” yang dianggap tua di Lombok. Sayang, sumber-sumber yang dapat dipertanggungjawabkan menurut disiplin ilmu sejarah tentang hal ini kurang, sehingga kapan kerajaan Pejanggik ini muncul belum dapat di tentukan. Satu-satunya sumber yang ada hanyalah sumber lokal, berupa babad. Sebagaimana kita ketahui, sumber-sumber yang demikian mengandung banyak kelemahan bila hendak digunakan sebagai dasar rekonstruksi sejarah.

Menurut para ahli, “kerajaan-kerajaan” kecil seperti Pejanggik ini banyak jumlahnya di Lombok. Masing-masing dipimpin oleh seorang yang bergelar “datu”. Di dalam lontar “babad selaparang” disebutkan bahwa salah seorang “datu” pejanggik bernama Prabu Dewa Kusuma, sedangkan sumber lain menyebutkan nama Dewa Mas Panji. Sumber-sumber lokal menyebutkan bahwa Raja-raja pejanggik ini memakai gelar “datu”, “Raja”, “Pemban Aji” dan sebagainya. Gelar-gelar semacam ini sering di hubungkan dengan kedudukan “Raja” dan lebih banyak mencerminkan unsur lokalnya.

Sumber: Gumi Sasak dalam Sejarah