counter hit make

Jadi Ancaman Penyakit Menular, Posyandu Siap Bantu Tangani TB di NTB

Berita Mataram – TB (Tuberkolosis) masih menjadi ancaman penyakit menular di Provinsi NTB. Masih rendahnya angka temuan kasus baru penderita menyebabkan daerah ini menjadi salah satu wilayah yang menjadi prioritas nasional untuk eliminasi penyakit ini.

Dari target nasional sebesar 80% temuan kasus baru, estimasi suspect temuan kasus TB di NTB tergolong masih rendah, yakni diangka 36%. Ketika angka temuan baru dibawah 80 % menandakan masih banyak penderita yang belum diketahui atau memeriksakan diri dan berobat dilayanan kesehatan. Akhirnya penderita ini berpotensi besar menularkan ke lingkungan sekitar.

Salah satu hal yang menyebabkan temuan kasus TB di NTB rendah adalah stigma negatif masyarakat, sehingga menyebabkan hasil tracing rendah. Padahal tindakan paling efektif dalam mengatasi penyakit menular adalah sesegera mungkin menemukan kasus.

“Karena itu kita di NTB ini terus-menerus melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat. Dan dengan begitu tindakan-tindakan promotif preventif yang cepat bisa dilakukan dengan baik. Posyandu berbasis keluarga merupakan salah satu solusi menangani masalah kesehatan di NTB termasuk penyakit menular seperti TB,” kata Wagub NTB Dr. H. Siti Rohmi Djalilah pada Pelatihan Peningkatan Kapasitas bagi Sub Recipient Program Eliminasi TB-GF ATM Principal Recipient Konsorsium Komunitas Pena Bulu –STP se Indonesia, di Jayakarta Hotel, Senggigi, Senin (8/3).

Wagub mengamini bahwa persoalan TB di NTB menjadi PR besar yang harus diselesaikan bersama-sama. Ia meyakinkan bahwa cara paling efektif yang bisa dilakukan adalah dengan melakukan edukasi dan sosialisasi secara terus-menerus hingga ketingkat dusun melalui gerakan Posyandu yang setiap bulan dilaksanakan.

Dalam masa pemerintahan NTB dengan visi NTB Gemilang ini, Revitalisasi Posyandu memang betul-betul dihajatkan untuk mengatasi banyak persoalan. Melalui Posyandu bisa dilakukan intervensi berbagai program dan kebijakan pemerintah daerah, sehingga Posyandu dihajatkan untuk dibentuk menjadi lebih power full dan bisa menjadi center education berbasis dusun.

Hingga saat ini, telah ada 7000 Posyandu keluarga, yang mana sejak digerakkannya Posyandu keluarga tahun 2019 terjadi penambahan Posyandu setiap tahunnya kurang lebih 2000 Posyandu.

Menurut Wagub, kalau ini bisa kita intervensi dengan baik dari Posyandu berbasis dusun akan lebih gampang untuk memotretnya, mengevaluasi dan memonitornya. Nah itu yang berusaha kami lakukan di NTB. Kita gerakkan Posyandu ini agar Posyandu ini juga menjadi pusat edukasi tidak hanya masalah kesehatan saja, tapi juga masalah-masalah sosial dan lainnya bisa diedukasi lewat Posyandu.

Sementara itu, dalam laporannya, Direktur Nasional Recipient Program Eliminasi TB-GF ATM Principal Recipient Konsorsium Komunitas PenaBulu –STP, Eni Ahmad, menyampaikan, Program Komunitas Eleminasi TBC Indonesia hadir untuk Strategi Program Tuberkulosis Nasional, mendukung program nasional pencegahan TBC, peningkatan akses layanan tuberkulosis bermutu dan berpihak pada pasien, pengendalian infeksi dan optimalisasi pemberian pengobatan, pencegahan TBC dan peningkatan peran serta komumitas mitra dan multi sektor lainnya dalam eleminasi TBC dan pemanfaatan hasil riset dan teknologi skrining, diagnosis dan tata laksana TBC.

“Peserta pelatihan ini diikuti 30 orang dari 30 provinsi di Indonesia dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan yang berlangsung dari tanggal 6 hingga 10 Maret 2021. Peserta selain berdiskusi masalah kesehatan khususnya dalam penanganan TB juga ingin mendapatkan masukan dari Pemprov NTB terkait penanganan TB yang selama ini dilakukan di NTB,” harap Eni. (abdt)